Vokasi
05 Desember, 2023 19:24 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA- Departemen Teknik Elektro dan Informatika (DTEDI) Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada (SV UGM) mampu berkolaborasi dan bekerja sama dengan banyak pihak untuk melahirkan film berjudul ‘Setan Alas’. Sabtu (2/12/2023), film tersebut meraih tiga penghargaan bergengsi dalam kompetisi Indonesian Screen Awards di Jogja-Netpac Asian Film Festival untuk kategori Best Editing, Best Storytelling, dan Best Film.
Yusron Fuadi, sutradara Setan Alas, menjelaskan ‘Setan Alas’ merupakan sebuah karya hasil Project-Based Learning (PBL) yang melibatkan siswa, mahasiswa, serta dosen dan praktisi di bidang seni perfilman dan produksi media. Produksi film tersebut melibatkan 200 siswa dari SMKN 6 Yogyakarta, SMKN 7 Semarang, SMKN 6 Solo, SMKN 3 Batu, SMKN 2 Palu, dan SMK Wikrama Bogor.
Produksi film ‘Setan Alas’ juga melibatkan mahasiswa dan dosen dari berbagai perguruan tinggi seperti Sekolah Vokasi UGM, Fisipol UGM, Kehutanan UGM, Teknologi Pertanian UGM, Teater Gadjah Mada, Akademi Film Yogyakarta (JFA), Sekolah Tinggi Multi Media (MMTC) Yogyakarta, UMY, AMIKOM, UDINUS, BINUS, UAS, ISI Bali, dan ISI Jogja.
“Ini adalah karya yang menggambarkan semangat kolaborasi lintas disiplin dalam industri kreatif. Di proyek ini, terjalin sinergi luar biasa antara siswa yang masih dalam tahap pembelajaran, mahasiswa yang penuh semangat, dan dosen yang berpengalaman dalam mengarahkan proses kreatif,” kata Yusron, yang juga dosen DTEDI SV UGM dan sekaligus mahasiswa S3 di Pengkajian Seni Rupa dan Seni Pertunjukan Sekolah Pascasarjana UGM.
Inspirasi Generasi Muda
Fani Pramuditya, selaku produser ‘Setan Alas’, menambahkan dalam proses produksi film ‘Setan Alas’ juga banyak kolaborasi yang terjalin melalui PBL. Mahasiswa Departemen Ekonomika dan Bisnis (DEB) SV UGM mengerjakan riset pasar dan marketing film melalui mata kuliah Riset Pasar dan Bisnis Digital. Sedangkan DTEDI SV UGM mengerjakan game ‘Ganyang Setan Alas’ sebagai upaya marketing film.
Selain itu, mereka juga membantu dalam proses produksi terkait lighting, talent coordinator, makeup, wardrobe, special effect, visual effect dan pembuatan animasi dalam film. Anak SMK yang membantu mengerjakan make up zombie, menjadi talent figuran zombie, serta membantu dalam proses editing dan shooting sebagai kru.
“Ini semakin membuktikan Pendidikan Vokasi dapat menghasilkan karya kolaboratif melalui metode pembelajaran Project-Based Learning yang dicanangkan Kemendikbudristek,” paparnya.
Fani Pramuditya yang merupakan dosen DEB SV UGM, mengatakan kemenangan film ‘Setan Alas’ tidak hanya menjadi pencapaian bagi mereka yang terlibat dalam produksi film. Tetapi juga menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia untuk mengeksplorasi potensi kolaborasi lintas generasi dalam menciptakan karya-karya kreatif yang berkualitas tinggi.
“Kemenangan ‘Setan Alas’ adalah kembalinya apresiasi terhadap imajinasi tanpa batas. Pencapaian besar bagi seluruh pihak yang menyukseskan garapan film ini, mulai dari orang-orang di belakang layar maupun para pemeran di depan layar,” katanya.
Bagikan