Gagasan
22 Mei, 2025 04:59 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Ida Gautama
Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berkolaborasi dengan 47 perguruan tinggi di Yogyakarta dalam penanganan sampah dan kebersihan lingkungan. Program bertajuk 'One Village, One Sister University, One Sister Corporate dan Tri Dhrama Perguruan Tinggi', ini melibatkan 169 kampung.
Walikota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyebut kerja sama dengan perguruan tinggi ini sebagai upaya pengembangan kampung tematik.
"Ini menjadi tema wajib ya, bagaimana setiap kampung dengan didampingi kampus bisa menciptakan lingkungan yang bersih dengan penanganan sampah yang baik. Kemudian tema selanjutnya itu yang sesuai dengan potensi di kampung masing-masing," kata Hasto Wardoyo, Rabu (21/5/2025).
Dalam program ini, nantinya pengembangan setiap kampung disesuaikan dengan kapasitas dan sumber dayanya. Kampus akan menjadi pendamping sebagai pembina maupun mitra. Harapannya, agar pengembangannya dapat berjalan selaras dengan sumber daya yang dimiliki.
"Misalkan dari Kampus Institut Seni Indonesia (ISI), pasti arahnya akan membimbing menjadi kampung kreatif ataupun budaya. Kalau pada aspek lingkungan ya bisa dengan mengedepankan artistik di wilayah kampung," lanjutnya.
Kampung Batik
Salah satu potensi yang akan didorong menurut Hasto adalah Kampung Batik. Ini sebagai upaya meningkatkan produktivitas dan memperkuat ekonomi lokal masyarakat di wilayah, dengan modal sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.
"Nanti ada Kampung Batik, harapan saya bisa produktif menghasilkan batik. Saya jamin laku, karena dalam 100 hari kerja ini, kami luncurkan Batik Segoro Amarto. Nanti diwajibkan untuk dipakai anak sekolah dan ASN. Sehingga satu tahun paling tidak ada 50 sampai 60 ribu pesanan batik," imbuhnya.
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Ova Emilia, menyambut baik kerja sama yang dijalin dengan Pemkot Yogyakarta bersama dengan Perguruan Tinggi di DIY dalam mengembangkan Kampung Tematik.
"Bentuk baru kerja sama seperti ini adalah kami dikumpulkan dalam satu area untuk melakukan pengabdian sebagai bagian Tri Dharma Perguruan Tinggi sehingga harapannya output dan dampak yang dihasilnya lebih nyata dan berkelanjutan," tuturnya.
Bentuk kegiatannya beragam, kata Ova, mulai dari memberikan literasi hingga pelatihan teknis sesuai potensi yang dimiliki kampung. Seperti halnya kampung binaan yang nantinya kegiatan pendampingan dilakukan secara kontinu.
"Ini merupakan momen penting bagaimana kami dari Perguruan Tinggi punya arah yang sama membangun Kota Yogyakarta, dengan kemampuan yang dimiliki untuk disesuaikan dengan potensi kampung, sekaligus membangun jejaring antar kampus untuk saling mendukung dan menguatkan," katanya.
Bagikan