Kampus
26 November, 2021 22:09 WIB
Penulis:Fathul Muin
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, MALANG—Program Studi Agribisnis Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berupaya untuk meningkatkan jumlah sekaligus kemampuan petani dari generasi muda terutama kalangan milenial.
Seperti pada Sabtu (20/11/2021), Prodi Pertanian UMM menggelar webinar nasional bertema Potensi Sektor Pertanian dan Peran Pemuda pada Pertumbuhan Ekonomi Nasional secara hybrid dalam rangka memperingati dies natalis yang ke 36 tahun prodi tersebut.
Wakil Rektor I UMM Syamsul Arifin berharap event ini dapat menambah pengetahuan para mahasiswa terhadap potensi pertanian. Utamanya dalam upaya untuk menumbuhkan ekonomi nasional.
"Saya tentu bangga terhadap Prodi Agribisnis, baik penyelenggaraan webinar ini maupun capaian-capaian prestasinya. Terbaru, Agribisnis juga telah mendapat sertifikasi akreditasi unggul. Ini tentu berkat kerja keras dan kerja kolektif teman-teman Agribisnis yang senantiasa berusaha meningkatkan kualitas sampai tahap tersebut," katanya lewat siaran pers, Jumat (26/11/2021).
Dalam acara yang sama, Kepala Pusat Penelitian & Pengembangan (Puslitbang) Tanaman Pangan Balitbang Kementerian Pertanian Priatna Sasmita mengatakan presiden telah menyampaikan beberapa arahan dalam pengembangan sektor pertanian.
Arahan tersebut juga meliputi pengolahan produk pertanian sehingga nantinya diharapkan bisa memberikan nilai tambah pada produk yang dijual. Untuk mendukung program tersebut, diperlukan skema pembiayaan dan pendampingan yang intensif.
“Pendampingan itu mencakup pengelolaan keuangan, aspek kemasan, pemasaran, serta dukungan Kredit Usaha Rakyat [KUR]. Presiden juga mendorong para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang bergerak di sektor pertanian untuk melakukan kolaborasi dengan pihak lain. Dengan begitu, mereka bisa membentuk usaha yang lebih besar," ujarnya.
Dia juga menegaskan, Indonesia memiliki beberapa potensi untuk mendukung sektor pertanian di masa depan, yakini ketersediaan lahan pertanian dan bonus demografi yang melimpah, di mana generasi muda dapat diarahkan menjadi petani milenial.
Selanjutnya, Petani milenial diharapkan mampu berinovasi serta memiliki gagasan kreatif sehingga dapat bersaing di bidang teknologi pertanian.
"Dengan potensi yang ada, sangat disayangkan para generasi muda justru tidak ingin bekerja di sektor ini. Oleh hal tersebut, kami sedang mengupayakan untuk mendorong pertumbuhan dan pemberdayaan 2,5 juta petani millennial. Selain itu kami juga mengembangkan smart farming, food estate, korporasi petani, dan digitalisasi pertanian demi kemajuan bangsa," ujarnya.
Bagikan