Sains
11 Januari, 2022 09:26 WIB
Penulis:Setyono
Editor:Bunga NurSY
Eduwara.com, JOGJA – Sempat tertunda karena pandemi, pembangunan prototipe simulasi analog Mars bernama v.u.f.o.c Mars Analog Research Station (VMARS) akan dimulai tahun ini.
VMARS merupakan sebuah proyek pembangunan simulasi pusat pelatihan kehidupan di Mars yang digagas pengiat Space Art Yogyakarta Venzha Christ
"Rencananya proyek dibangun di pegunungan Kulonprogo dan beroperasi 2021. Namun pandemi membuat pembangunan proyek ditunda sampai masa pandemi mereda atau kondusif," jelas Venzha, Selasa (11/1/2022).
Proyek VMARS dihadirkan sebagai platform terbuka bagi siapa saja yang tertarik dengan sains dan eksplorasi ruang angkasa. VMARS bakal menjadi wadah bertemu dan saling berbagi informasi dari berbagai bidang keilmuan dan latar belakang.
Wahana ini juga sebagai upaya mempertemukan berbagai lintas disiplin ilmu astronomi seperti riset radio astronomi, mengenal radiasi benda langit, kreasi alternatif space food, inovasi teknologi space farming, serta penelitian extra-terrestrial life.
. Venzha adalah orang Indonesia pertama yang terpilih mengikuti pelatihan di simulasi Mars Desert Research Station (MDRS) yang diadakan Mars Society di Amerika Serikat pada 2018.
Dia juga terpilih mengikuti Simulation of Human Isolation Research for Antarctica-based Space Engineering (SHIRASE) oleh Field Assistant di Jepang pada 2019.
Sebagai orang Indonesia pertama dan satu-satunya yang terpilih mengikuti kedua program tersebut, Vezha mendapatkan pengalaman dan pengetahuan tentang bagaimana membangun pusat pelatihan dan simulasi ini.
"Dengan pengalaman dua kali ikut simulasi, lewat wahana ini saya hendak memaparkan tentang usaha dan kemungkinan menjadikan Mars sebagai Bumi kedua. Tempat pembangunan peradaban baru dengan kendala yang ekstrem," katanya.
VMARS yang direncanakan di bangun di Kulonprogo menjadi yang pertama di Asia tenggara dan merupakan satu-satunya program eksplorasi ruang angkasa yang pembangunan dan pengelolaannya dilakukan dan dijalankan secara bersama-sama oleh berbagai komunitas interdisipliner.
Di banyak negara, Venzha menyebut pembangunan simulasi hidup di Planet Mars merupakan proyek gabungan beberapa negara, yang memiliki fokus dan tujuan yang berbeda-beda.
Sebut saja, HI-SEAS di Mauna Loa – Hawaii (AS) oleh NASA, MDRS di Utah (AS) oleh Mars Society, MARS-500 di IBMP Moskow hasil kolaborasi antara Rusia, ESA, dan Cina, D-Mars di Ramon Crater oleh Israel, F-MARS di Pulau Devon, Kutub Utara oleh Mars Society, dan Concordia Station di Antartika, Kutub Selatan oleh Prancis dan Italia (ESA).
"Tahun ini VMARS dipresentasikan di Unesco Media Arts Creative City Platform bersama dengan Korea, Taiwan, dan Prancis. Saya dengan Erix Soekamti dan Grayce Soba, berkolaborasi mewujudkan prototipe VMARS tahap pertama," lanjutnya.
Presentasi di tiga negara ini merupakan kelanjutan peningkatan value dan networking dalam bidang Space Science dan Space Exploration yang sebelumnya dilakukan di Yokohama Triennale, Jepang (2020) dan Bangkok Art Biennale, Thailand (2021).
Pada prototipe VMARS tahap pertama, ketiga pihak ini sepakat berfokus tiga hal pokok yaitu penelitian "Terraforming" dengan nama V-TF, pengenalan tentang "Space Farming" dengan nama V-SFM, dan menciptakan kreasi alternatif "Space Food" dengan nama V-SF.
Bagikan
Sains
setahun yang lalu