logo

Kampus

Berkat Ecobrick, Mahasiswa UNY Raih Pendanaan PKM-PM 2023 dari Kemendikbudristek

Berkat Ecobrick, Mahasiswa UNY Raih Pendanaan PKM-PM 2023 dari Kemendikbudristek
Anggota Darwis Flamboyan Kledokan, Sleman, tengah mempraktikkan pembuatan ecobrick, dengan pendampingan dari Tim PKM-PM UNY, sebagai salah satu alternatif pengolahan sampah plastik. Melalui kegiatan pembuatan ecobrick ini, Tim PKM-PM UNY yang terdiri dari Muhammad Akhdaan Al Ghozi, Ayu Larasati, Yufin Briliana, Yusron Ahmad Nur Rifai dan Yogi Firmansyah berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Belmawa Kemendikbudristek dalam PKM-PM 2023. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus20 Oktober, 2023 19:25 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) menghadirkan kegiatan pembuatan ecobrick sebagai satu alternatif pengolahan sampah plastik. Karya tersebut berhasil meraih pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian kepada Masyarakat (PKM-PM) 2023.

Dalam program ini, tim yang terdiri dari Muhammad Akhdaan Al Ghozi (Prodi Statistika), Ayu Larasati (Prodi Pendidikan Matematika), Yufin Briliana (Prodi Pendidikan Ekonomi), Yusron Ahmad Nur Rifai (Prodi Teknik Sipil) dan Yogi Firmansyah (Prodi Manajemen Pemasaran), mengumpulkan sampah plastik lalu dimasukkan ke dalam botol sampai padat hingga menjadi ecobrick yang dapat digunakan sebagai bahan bangunan.

"Sampah plastik adalah salah satu permasalahan lingkungan yang semakin mengkhawatirkan. Ini tentu perlu penanganan yang baik, karena jika dibiarkan dapat menimbulkan masalah kesehatan seperti penyebaran penyakit dan polusi udara," terang Ketua Tim Muhammad Akhdaan Al Ghozi, Jumat (20/10/2023).

Belum hadirnya inovasi dalam tata kelola sampah serta keterampilan dalam pengelolaan sampah membuat sampah yang terkumpul dibuang langsung, tanpa ada pemilahan sampah, bahkan tidak jarang dibuang begitu saja.

"Kami membantu mendampingi masyarakat dalam meningkatkan keterampilan dalam memilah sampah sebagai suatu inovasi berkelanjutan, dan yang paling utama adalah meningkatnya kesadaran lingkungan masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan mengurangi sampah," ujarnya.

Kualitas Sanitasi

Ayu Larasati menambahkan membuat ecobrick bersama-sama dapat menjadi cara untuk membangun komunitas di masyarakat dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama.

Secara umum, dengan adanya program bank sampah dan ecobrick dapat membantu meningkatkan pengelolaan sampah dengan cara yang lebih efisien, ramah lingkungan, serta berpotensi untuk menambah keterampilan kreativitas masyarakat setempat dan meningkatkan kualitas sanitasi yang lebih baik melalui produk ecobrick sebagai alternatif pengganti bata pada pembangunan infrastruktur seperti bangunan, jalan, dan sebagainya.

"Penggunaan ecobrick dapat meningkatkan kualitas sanitasi karena material yang digunakan tidak mudah lapuk serta tahan terhadap cuaca dan air," papar Ayu.

Selain itu, penggunaan ecobrick juga dapat mengurangi jumlah sampah di lingkungan sekitar yang dapat menjadi sumber penyakit. Dengan cara ini, setiap masyarakat dapat melatih kreativitasnya melalui penerapan program ecobrick.

Yusron Ahmad Nur Rifai menjelaskan bahwa kelompok mereka menggandeng Kampung Kledokan, Caturtunggal, Depok, Sleman, dalam mengolah sampah menjadi ecobrick. Diawali dengan sosialisasi, lalu membentuk bank sampah sebagai wadah pengumpulan sampah plastik untuk modal program ecobrick. Sampah plastik yang terkumpul melalui bank sampah, diolah menjadi ecobrick.

Ecobrick yang dihasilkan dijadikan bahan baku utama pembuatan meja dan kursi," kata Yusron.

Ketua Darwis Flamboyan Kledokan, Sleman, Thoharini, mengaku senang bekerja sama dengan mahasiswa UNY untuk mengurangi sampah plastik di desanya dengan dibuat ecobrick

“Saat praktik membuat ecobrick di PAUD, anak-anak senang memasukkan plastik dalam botol yang tersedia. Secara langsung hal ini juga melatih motorik anak" katanya.

Thoharini berharap kegiatan ini tidak sebatas dilakukan di Kampung Kledokan saja tapi bisa meluas untuk menyelamatkan lingkungan dari ledakan sampah plastik.

Read Next