Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melalui kehadiran Science Techno Park, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) melakukan pemanfaatan tanaman Lidah Buaya untuk dijadikan produk alternatif bernilai jual. Hasilnya, Lidah Buaya berhasil diolah menjadi minuman segar dan kripik.
Science Techno Park yang berada di Desa Sitimulyo, Kecamatan Piyungan, Bantul mengajak para anggota Karang Taruna untuk berkreasi dalam bidang pangan.
Dosen Pendidikan Tata boga Fakultas Teknik UNY Fitri Rahmawati melihat tanaman pemanfaatan Lidah Buaya sebagai olahan produk sangat jarang dilakukan masyarakat. Karenannya program ini dirancang menjadi salah satu binaan UNY dalam bidang pangan. "Potensinya cukup besar karena belum banyak usaha pengolahan lidah buaya ini" kata Fitri, Jumat (3/6/2022).
Menurutnya olahan keripik lidah buaya itu bisa dimodifikasi dengan aneka rasa dengan penambahan bumbu yang tidak dicampurkan dalam proses pembuatan kripiknya, melainkan bisa dalam bentuk tabur.
Bumbu tabur ini dapat dibuat dengan aneka rasa misalnya rasa pedas, manis atau asin. Sedangkan untuk minuman lidah buaya dapat dikreasikan dengan tambahan lain misalnya soda atau cairan berkarbonasi sehingga menjadi lidah buaya float.
Fitri menjelaskan sebagai tanaman yang familiar di Indonesia, kebanyakan masyarakat memanfaatkannya untuk perawatan rambut dengan dibuat shampoo atau perawatan kulit.
Dengan kulit luar yang tebal berfungsi sebagai pelindung dan mensintesis karbohidrat dan protein. Lapisan berikutnya merupakan getah kuning pahit yang disebut dengan lateks yang mengandung antrakuinon dan glikosida yang memiliki sifat antioksidan.
"Sedangkan lapisan terakhir adalah gel jernih yang mengandung 99 persen air. Selain air, bagian ini juga mengandung glukomanan, asam amino, lipid, sterol, dan vitamin. Dengan kandungan lidah buaya bisa diolah menjadi minuman segar dan kripik," jelasnya.
Mewakili rekan-rekannya di Karang Taruna Sitimulyo, Mustofa Agil, memaparkan di lingkungannya banyak warga yang mengembangbiakan Lidah Buaya dengan pertumbuhan yang sangat baik.
"Karena belum banyak diolah, akhirnya hanya membusuk dan dibuang lebih baik diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat yaitu keripik dan minuman" katanya.
Apalagi lidah buaya ini juga belum banyak diolah. Lidah buaya yang dibuat minuman karena banyak dicari orang sebab menyegarkan dan dibubuhi dengan bermacam topping sehingga tampilan dan rasanya menjadi kekinian.
Anggota lainnya, Anindya Nurlaili menambahkan lidah buaya ini mengandung vitamin A dalam bentuk beta-karoten, vitamin C, dan E. Ketiga jenis vitamin ini merupakan antioksidan. Vitamin C sendiri sangat penting untuk proses pembentukan zat besi, mendukung sistem imun, dan menjaga kesehatan tulang dan gigi. Lidah buaya juga mengandung vitamin B12, asam folat, dan kolin. Juga mengandung kalsium, kromium, tembaga, selenium, magnesium, mangan, kalium, natrium dan seng.
Untuk bisa dijadikan keripik, lidah buaya dibersihkan dan dicuci dengan garam dan kapur sirih. Kemudian direndam selama 30 menit hingga 1 jam. Kemudian ditiriskan dan dimarinasi bersama bumbu-bumbu dan dijemur selama 2-3 hari tergantung dari terik matahari hingga kering.
Adapun, minuman lidah buaya dibuat dengan cara yang sama dengan penghilangan lendir serta penambahan topping seperti selasih, irisan jeruk nipis, sirup serta es batu. Sebelum disajikan lidah buaya direbus dengan pandan, gula pasir dan air hingga matang, kemudian ditambahkan topping yang diinginkan.