logo

Kampus

'Candu' Teknologi, Tantangan Besar Pendidikan pada Revolusi Industri 4.0

'Candu' Teknologi, Tantangan Besar Pendidikan pada Revolusi Industri 4.0
Sejumlah siswa madrasah terlihat belajar penggunaan piranti teknologi informasi di sekolah. (EDUWARA/Dok. Kanwil Kemenag DIY)
Setyono, Kampus09 Oktober, 2023 20:16 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, Subiantoro menegaskan penggunaan piranti teknologi informasi hingga menghadirkan 'candu' menjadi tantangan besar pengembangan pendidikan pada era Revolusi Industri 4.0.

"Kemajuan teknologi menghadirkan dampak positif yaitu mempermudah, mempercepat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk kebutuhan pendidikan bagi peserta didik," kata Subiantoro dilansir Senin (9/10/2023).

Namun fenomena 'candu' teknologi yang dialami generasi muda tentunya membawa pengaruh besar dalam hidup mereka, seperti mengubah pola pikir, kepribadian, serta tingkah laku. Teknologi membuat mereka, juga masyarakat, terbuai dalam gaya hidup hedonis, konsumtif, dan materialis.

Dengan penggunaan gadget yang berlebihan, para remaja cenderung berperilaku introvert, sulit bergabung dalam dunia nyata, anti sosial, dan bahkan suka melakukan perilaku penyimpangan sosial.

Hal tersebut disampaikan Subiantoro dalam orasi ilmiah berjudul “Mengembangkan ‘Family and Community Education’ Melalui Pendidikan di Sekolah/Madrasah yang Humanis-Religius Integralistik di Era Digital”, saat pengukuhan dirinya sebagai guru besar.

Subiantoro menambahkan pada era digital seluruh stakeholders pendidikan dituntut meng-create, innovation, collaborate, serta link and match.

"Pengetahuan dan nilai-nilai yang sering dijadikan sebagai materi statis yang sekadar diterima dan diingat harus diubah pemahamannya sebagai suatu konteks pemikiran, ide-ide kehidupan yang dinamis untuk dapat dilakukan dalam kehidupan dan bagi tujuan perbaikan kehidupan," jelasnya.

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Subiantoro menegaskan penggunaan piranti teknologi informasi hingga menghadirkan 'candu' menjadi tantangan besar pengembangan pendidikan pada Era Revolusi Industri 4.0. (Dok. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta)

Tiga Pilar Utama

Guru dan peserta didik harus menyadari serta memahami hakikat nilai pengetahuan, nilai bagi perubahan kehidupan, kualitas pendidikan dan karakter individu dalam menghadapi tantangan dan peluang pada era digital.

Peserta didik, lanjut Subiantoro, dalam proses pembelajarannya ditentukan oleh tiga pilar utama yaitu pendidikan keluarga (pendidikan informal), pendidikan di sekolah (pendidikan formal), dan pendidikan di masyarakat (kebudayaan nonformal).

Peserta didik selain hidup di dalam keluarga dan sekolah, mereka juga banyak waktu hidup di masyarakat. Di masyarakatlah peserta didik mendapatkan banyak pengaruh yang secara sadar atau tidak sadar, secara sengaja atau tidak sengaja, anak dalam perkembangan pendidikannya dipengaruhi oleh masyarakat di mana dia hidup/berkiprah.

"Implikasi pendidikan sekolah/madrasah yang humanis religius dan integralistik melalui penguatan family and community education di era digital, merupakan proses kesadaran yang diarahkan dalam meningkatkan karakter, spiritual individu serta menghasilkan kebebasan," terangnya.

Sekolah, menurut Subiantoro, juga berperan menanamkan kesadaran pendidikan kepada orang tua peserta didik, tentang arti pentingnya pendidikan keluarga dan masyarakat bagi keberhasilan pendidikan. Hal ini bisa dilakukan misalnya dengan 'parentingtraining' secara rutin, terprogram dan berkesinambungan di sekolah.

Read Next