logo

Kampus

Dalam Pengembangan Kurikulum, UMY Berpedoman Hasil Akreditasi

Dalam Pengembangan Kurikulum, UMY Berpedoman Hasil Akreditasi
Rektor UMY periode 2024-2028, Achmad Nurmadi menegaskan kepemimpinannya akan fokus mengembangkan kurikulum berdasarkan umpan balik dari raihan akreditasi yang telah diraih. (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Kampus03 Januari, 2025 21:08 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) periode 2024-2028, Achmad Nurmadi, menegaskan kepemimpinannya akan fokus pada pengembangan kurikulum berdasarkan umpan balik dari raihan akreditasi yang telah diraih.

Sedangkan terkait dengan kebijakan pemerintah, UMY akan melihat dan menunggu, terlebih lagi kehadiran Kementerian Riset Penelitian dan Pendidikan Tinggi yang terpisah dari kementerian sebelumnya.

“Tahun ini, kita telah mendapatkan Akreditasi Internasional untuk 24 program studi, Akreditasi Unggul untuk 32 program studi dan empat program studi sudah terakreditasi AUN-QA,” kata Nurmadi, Jumat (3/2/2024).

Bagi Nurmadi, kehadiran akreditasi ini telah memberikan umpan balik yang sangat progresif dalam pengembangan kurikulum di UMY. Terlebih kehadiran umpan balik dari dunia internasional, memberi kesempatan UMY meraih hasil yang lebih baik.

“Kebijakan pemerintah, kalau menguntungkan saya akan adopsi. Kalau tidak menguntungkan saya akan adopsi sedikit-sedikit saja. Kalau semua kami adopsi, tentu akan merepotkan,” terangnya.

Nurmasi mencontohkan bagaimana dalam program magang ke luar negeri di Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), pihak kampus asal harus memberikan penilaian setara 24 SKS dalam satu semester. Padahal kinerja pengukuran penilaiannya tidak ditentukan kriterianya.

Demikian juga dengan program Kampus Mengajar, yang sebenarnya lebih cocok bagi Fakultas Pendidikan. Namun dalam praktiknya, banyak mahasiswa dari Fakultas Teknik maupun fakultas lainnya yang mengambilnya karena mahasiswa tergiur dengan uang saku bulanan yang cukup besar.

“Itu yang mungkin menyebabkan kami tidak mengadopsi semua. Pengakuan kreditnya ke kampus juga sulit,” tegas Guru Besar Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) UMY ini.

Artificial Intelligence

Ke depan, lanjut Nurmadi, UMY akan dibawanya mengadopsi lebih banyak teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam pembelajaran. Hal ini dilakukan agar mahasiswa UMY tidak tersesat dalam ruang maya yang kemudian membawa mereka terjebak dalam judi online (Judol) maupun pinjaman online (Pinjol). Kondisi ini, menurut Nurmadi, disebabkan kampus tidak memfasilitasi mahasiswa dalam AI.

“Saya juga akan mendorong mahasiswa UMY untuk meningkatkan mobilitas internasional melalui berbagai kerja sama. Ini sebagai upaya agar mahasiswa UMY berkesempatan bekerja di luar negeri dan mampu menguasai satu bahasa asing lainnya selain Inggris,” paparnya.

Menjadi kampus yang masuk lima besar di Yogyakarta dengan jumlah mahasiswa baru lebih dari 5.000 setiap tahun, Nurmadi melihat persaingan dengan perguruan tinggi negeri (PTN) yang didorong pemerintah menjadi PTN-Berbadan Hukum (PTN-BH) akan sangat mustahil dilakukan.

Karena itu, lanjut Nurmadi, pada tahun ini UMY berencana membuka kampus baru di Batam yang memiliki kawasan industri yang maju dan persaingan antar institusi pendidikan tidak sengit seperti di Jawa.

Read Next