logo

Kampus

Di Biofair 2025, FTb UAJY Kenalkan Penanganan Sampah dengan Vermicomposting

Di Biofair 2025, FTb UAJY Kenalkan Penanganan Sampah dengan Vermicomposting
Para peserta, yang terdiri dari pelajar, mahasiswa dan masyarakat umum, hadir dalam puncak kegiatan Biofair 2025 yang diselenggarakan FTb UAJY, Jumat (23/5/2025). Biofair, yang digelar untuk memperingati Hari Bumi setiap 22 April, mengusung tema besar ‘Planet in Our Hands: Set Our Heart Ablaze’r. (EDUWARA/Dok. UAJY)
Setyono, Kampus27 Mei, 2025 02:32 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Memperingati Hari Bumi setiap 22 April, Fakultas Teknobiologi (FTb) Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) kembali menggelar kegiatan Biofair. Pada tahun ini, tema ‘Planet in Our Hands: Set Our Heart Ablaze’ dipilih sebagai tema besar Biofair 2025. 

Puncak kegiatan Biofair 2025 diselenggarakan, Jumat (23/5/2025) dengan mengundang 50 pelajar dan mahasiswa sebagai peserta. Ajang Biofar 2025 ini mengenalkan proses penanganan sampah di wilayah perkotaan dengan konsep vermicomposting.

“Vermicomposting merupakan proses penguraian sampah organik menggunakan cacing tanah, khususnya dari jenis Eisenia Foetida atau Lumbricus Rubellus,” kata Wakil Dekan I FTB UAJY, Monika Ruwaimana, pada Senin (26/5/2025).

Dijelaskan, konsep vermicomposting ini awalnya banyak dimanfaatkan oleh pribadi masing-masing di rumah sebagai salah satu upaya inovasi teknologi dalam pengelolaan sampah perkotaan terutama limbah organik.

Melalui workshop dan diskusi di ajang Biofair 2025, seluruh peserta diajak mengenal pupuk cacing atau vermicompost. Mereka juga diajak mengikuti proses pembuatan hingga manfaat Vermicompost bagi ekosistem lingkungan.  Ke depan, materi tentang vermicompost ini dapat diterapkan dan dimanfaatkan di rumah masing-masing.

“Awalnya, dilakukan oleh pribadi masing-masing dan harapannya, hal ini dapat terus dikembangkan dalam skala yang besar. Mungkin bisa menjadi ide bisnis juga ke depannya ,” ujar Monika.

Pola Pikir

Sebanyak 50 orang yang hadir dalam kegiatan tersebut berasal dari masyarakat umum dan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan juga perguruan tinggi yang ada di Yogyakarta, di antaranya adalah SMA Kolese De Britto, SMA Stella Duce 1, SMA Marsudirini Muntilan, SMA Negeri 4, SMA Negeri 7, SMA Negeri 9, SMK Bopkri 2, Sekolah Tinggi Bahasa Asing, SMA Bruder Purwokerto, dan SMA Negeri 1 Tempel.

Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, Bernadeta Yuswinda Ayu Septiani, berharap ajang ini akan mampu mengubah dan menanamkan mindset (pola pikir) kepada masyarakat dengan hal-hal kecil yang bisa dilakukan.

“Supaya bisa menjadi lebih baik, apabila ketika masyarakat juga ikut berperan aktif dalam hal ini. Jadi, selain mengubah mindset, harapannya mampu mengajak orang lain untuk mempraktikkan hal yang sama,” ucap Bernadeta.

Mewakili peserta, guru mata pelajaran Ekologi di SMA Kolese De Britto, D Sanusi, menilai kegiatan ini positif dan edukatif karena berani mengangkat persoalan yang kontekstual, yakni masalah sampah.

“Kegiatan semacam ini perlu terus digaungkan dan digerakkan oleh tempat pendidikan dan fakultas-fakultas, karena saya pikir ini sangat bagus untuk dicontoh,” jelasnya.

Menurut Sanusi, kegiatan ini menjadi edukasi dasar yang nantinya akan mengubah mindset bahwa sampah itu menjadi tanggung jawab setiap keluarga. Ini menjadi pengetahuan dan pengalaman baru bagi siswa.

Read Next