logo

Kampus

Di Paris, Tim Fakultas Hukum UGM Tembus Lima Besar ICMC

Di Paris, Tim Fakultas Hukum UGM Tembus Lima Besar ICMC
Tujuh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang berlaga pada ajang International Commercial Mediation Competition (ICMC) 18th International Chamber of Commerce 2023 di Paris, Perancis. Mereka berhasil mengukir prestasi internasional terbaik dengan menduduki posisi ke lima dari 48 peserta. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus19 Februari, 2023 20:01 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Tujuh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta meraih prestasi internasional di Paris, Perancis, Jumat (17/2/2023). Mereka meraih posisi ke lima dari 48 peserta di ajang International Commercial Mediation Competition (ICMC) 18th International Chamber of Commerce 2023.

Diwakili Kharisma Insani Wibawa, Joy Aaron Tirtha, Olanda Naomi Adhira, Matthew Hedy Tanoto, Raisa Madeleine Pantouw, Arifitra Miftahuda Rambe, dan Aliyya Azziza Nabila Saelan, mahasiswa UGM ini berjuang mengikuti seluruh rangkaian kompetisi sejak September 2022.

"Ini membalas ketidakpuasan kami setelah pada ajang yang sama tahun lalu, kami meraih posisi ke delapan," kata ketua tim Aaron pada Minggu (19/2/2023).

ICC merupakan salah satu kompetisi mediasi tingkat internasional yang diikuti oleh lebih dari 350 mahasiswa dan coach, serta dipandu 150 mediator profesional dan akademisi dunia.

Tim Fakultas Hukum tertarik mengikuti kompetisi mediasi ini karena topik-topik yang dibawakan berkutat pada bidang bisnis yang menjadi konsentrasi pembelajaran mereka.

"ICMC yang diadakan International Chamber of Commerce ini lah yang paling prestise. Jadi kalau kita mau meraih peringkat atau segala macem, inilah cabang kompetisi yang paling menarik," tuturnya.

Karantina

Selama empat bulan pelaksanaan kompetisi, Kharisma dan tim benar-benar fokus mempersiapkan diri melalui berbagai latihan. Mereka mengaku cukup kesulitan mengatur jadwal karena sebagian besar dari anggota tim sedang mengikuti program magang.

"Sebagian besar tim kami itu magang, dan mayoritas domisili di Jakarta. Jadi seluruh proses latihan itu dilakukan di Jakarta. Padahal harusnya perlombaan seperti ini ada karantina," ungkap Olanda. 

Karena kondisi tersebut, Kharisma dan tim hanya mendapatkan kesempatan "karantina" ketika terbang ke Paris. Saat itu, mereka benar-benar bisa berkumpul bersama dan fokus pada persiapan lomba.

Ketika ditanya tentang apa yang menurut mereka menjadi kekuatan utama hingga bisa meraih juara, Aaron dan Kharisma menjelaskan bagaimana "persiapan" mereka selama empat bulan akhirnya membuahkan hasil yang memuaskan 

"Selain persiapan itu ya, kita sejak awal memang sudah tahu tentang topik yang akan dibawakan, dan berusaha konsisten dalam latihan. Tapi sampai saat ini pun kita masih nggak nyangka, karena universitas lainnya itu juga bagus-bagus. Mereka juga kebanyakan bukan dari angkatan kita, ada yang di atas kita, bahkan sampai yang S2 juga," ucap Kharisma.

Menurut Kharisma dan tim, konsistensi, disiplin, dan ambisi itulah yang menjadi kunci utama mereka selama menjalani kompetisi. Meskipun begitu, mereka tetap berusaha enjoy menjalani segala proses dan tahapan, hingga berhasil mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Read Next