logo

Kampus

Guru Besar UMY Diminta Ketua PP Muhammadiyah Teladani Sosok Ulul Albab

Guru Besar UMY Diminta Ketua PP Muhammadiyah Teladani Sosok Ulul Albab
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) mengukuhkan dua Guru Besar baru, yaitu Ali Muhammad sebagai Guru Besar bidang Politik Internasional dan Ulung Pribadi sebagai Guru Besar bidang Ilmu Administrasi Negara dalam Rapat Senat Terbuka, di kampus setempat, Sabtu (19/8/2023). (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus21 Agustus, 2023 20:31 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Para Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diminta meneladani sosok Ulul Albab. Pesan untuk meneladani Ulul Albab ini disampaikan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir saat memberikan sambutan secara online.

Pada Sabtu (19/8/2023), UMY mengukuhkan dua Guru Besar dalam bidang Ilmu Politik Internasional yaitu Ali Muhammad dan bidang Ilmu Administrasi Negara yaitu Ulung Pribadi.

"Para guru besar UMY harus terus meningkatkan komitmennya sebagai Ulul Albab. Ulul Albab adalah fase di mana seorang ilmuwan memadukan peran keilmuannya dengan peran kemanusiaan. Sosok ini akan mencerahkan dan mencerdaskan kehidupan bangsa," ujar Haedar Nashir dalam rilis Senin (21/8/2023).

Menurut Haedar, upacara pengukuhan Guru Besar ini merupakan proses akademik untuk memastikan dan sekaligus memaklumatkan perolehan kepangkatan akademik. Haedar meminta Guru Besar terus meningkatkan komitmen untuk menjadi Ulul Albab, ilmuwan dan cendekiawan yang pergerakan dunia keilmuannya tidak terbatas hanya untuk peran-peran formal, tetapi melampaui apa yang semestinya.

"Dan, menjadi sosok Ulul Albab akan menciptakan kemajuan bagi tempat di mana ia bernaung dengan mengedepankan nilai-nilai kebenaran," imbuhnya.

Dalam Rapat Senat Terbuka tersebut, Ali Muhammad dikukuhkan sebagai Guru Besar bidang Ilmu Politik Internasional. Lalu Ulung Pribadi sebagai Guru Besar bidang Ilmu Administrasi Negara.

Diplomasi Islam

Melalui orasi ilmiah berjudul 'Islam dan hubungan Internasional: Memikirkan Kembali Teori Politik Internasional dalam Perspektif Islam', Ali Muhammad menegaskan bahwa sejarah diplomasi Islam juga penting untuk didalami.

"Sejarah diplomasi Eropa merupakan salah satu mata kuliah yang menjadi dasar pembelajaran politik internasional. Namun, sejarah diplomasi Islam sama pentingnya untuk dipelajari dan didalami. Hal ini penting guna perkembangan teori politik Islam yang berkesinambungan," tegasnya.

Ali juga menambahkan, sejarah diplomasi Islam sudah mengakar dalam peradaban Islam. Umat Islam sudah terlibat dalam politik diplomasi yang beragam baik politik Islam maupun politik lainnya. Diplomasi dalam perspektif Islam mencakup berbagai macam aspek hubungan sosial, ekonomi dan budaya.

Sementara itu, Ulung Pribadi mengusung orasi ilmiah berjudul 'Perkembangan Paradigma Ilmu Pemerintah: Dari Strong Government Hingga Ethical Governance dan Dampaknya pada Kebijakan Pemerintah'. Ulung menyebutkan paradigma pengelolaan organisasi pemerintahan dapat dilakukan dengan prinsip 'running government like a business'.

"Mengelola organisasi pemerintahan pada saat ini dapat dilakukan dengan prinsip running government like a business. Mekanisme ini menganggap pemerintah sebagai wasit yang netral bagi penjualan barang dan jasa oleh swasta. Sementara, di lain sisi warga negara dianggap sebagai konsumen atau pelanggan,” katanya.

Rektor UMY Gunawan Budiyanto, menyampaikan isu yang diusung dua Guru Besar pada kesempatan kali ini saling berhubungan.

"Tema yang disampaikan kedua Guru Besar ini memiliki konektivitas yang secara tidak langsung berkaitan satu sama lainnya. Dan dengan dikukuhkannya kedua Guru Besar baru ini, harapannya dapat selalu menerapkan keilmuannya dengan penuh tanggung jawab," pungkas Gunawan.

Read Next