logo

Sekolah Kita

Hari Pertama, MPLS di Kota Yogyakarta Bebas Perpeloncoan dan Perundungan

Hari Pertama, MPLS di Kota Yogyakarta Bebas Perpeloncoan dan Perundungan
Disdikpora Kota Yogyakarta mengeluarkan imbauan seluruh sekolah tidak melakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah ke siswa baru berbau perploncoan maupun perundungan. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai, Senin (10/7/2023) haruslah dilaksanakan dengan cara-cara yang mendidik. (EDUWARA/Dok. SMPN 5 Yogyakarta)
Setyono, Sekolah Kita10 Juli, 2023 22:58 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta mengeluarkan imbauan agar seluruh sekolah tidak melakukan kegiatan pengenalan lingkungan sekolah ke siswa baru berbau perploncoan maupun perundungan. Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dimulai, Senin (10/7/2023) harus dilaksanakan dengan cara-cara yang mendidik.

Kepala Disdikpora Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori, mengatakan pihaknya telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 422/3686 tentang edaran awal tahun pelajaran 2023/2024. SE tersebut mengatur kegiatan pengenalan lingkungan sekolah.

"Sesuai Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah, kepala sekolah agar mengendalikan dan mencegah terjadinya kekerasan. Kegiatan yang dilaksanakan dalam MPLS adalah kegiatan yang relevan dengan pendidikan. Dilarang kegiatan yang menjurus kepada perpeloncoan, intimidasi, perundungan, bullying baik fisik maupun psikis dan kekerasan kepada peserta didik," jelasnya.

Pihaknya mengimbau kegiatan MPLS dilaksanakan dengan tujuan membangun siswa agar lebih mengenal sekolah, teman-teman baru. Sehingga tidak ada perpeloncoan dan membawa barang yang aneh-aneh.

Pada hari pertama masuk sekolah, dipimpin Penjabat Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan kunjungan sekaligus memimpin upacara pembukaan MPLS di SMP Negeri 5 Kota Yogyakarta.

"Kami tekankan, MPLS adalah kesempatan bagi para peserta didik baru mengenal lingkungan sekolah, baik teman maupun guru, kepala sekolah dan lingkungan sekolah agar dalam menjalani belajar di sekolah akan merasa nyaman," jelas Singgih.

Dampak Psikologi

Pihak sekolah dalam kegiatan ini juga diminta melakukan cara-cara kreatif, mendidik dan menumbuhkan motivasi agar peserta didik berprestasi. Singgih menegaskan dirinya meminta tidak ada bullying, perpeloncoan, body shaming dan sebagainya.

"Saya percaya kepala sekolah yang ada di Kota Yogyakarta ini akan melakukan aktivitas MPLS dengan cara yang lebih kreatif dan bisa diterima anak-anak," ucapnya.

Kakak kelas juga diharap tidak melakukan perundungan, bullying dan body shaming pada masa MPLS sebab hal itu akan berdampak kepada psikologi anak. Pihaknya juga mengingatkan para peserta didik baru untuk tidak hanya mencari ilmu di sekolah, tapi juga belajar sopan santun.

"Banyak yang tidak bisa kesampaian ke SMP Negeri 5, maka gunakan kesempatan ini untuk bisa mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya. Tapi ilmu saja tidak cukup. Ilmu bukan segala-galanya, maka kemudian sopan santun perilaku menjadi kunci kesuksesan kita semua," paparnya.

Kepala SMP Negeri 5 Yogyakarta, Siti Arina Budi Astuti mengatakan kegiatan MPLS akan diadakan selama tiga hari. Kegiatan MPLS utamanya agar peserta didik baru mengenal lingkungan sekolah. Dia memohon doa restu agar peserta didik baru dapat menjalankan kegiatan belajar mengajar dengan baik. 

Usai upacara, para peserta didik baru menyaksikan potensi seni budaya siswa siswi SMP Negeri 5 Yogyakarta.

"Mohon doa restu semua agar anak-anak kelas 7 tahun 2023/2024 bisa menyelesaikan studi dengan sebaik-baiknya. Mohon doa restu juga agar SMP Negeri 5 tetap menjadi yang terbaik," ucap Arina.

Read Next