Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA—Varian baru virus corona telah terdeteksi di Afrika Selatan yang dikhawatirkan berpotensi memiliki daya penularan sangat cepat.
Dilansir dari Voice of America, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan varian virus corona yang diidentifikasi sebagai B.1.1.529 itu menjadi perhatian kalangan ilmuwan seiring dengan tingginya jumlah mutasi dan penyebaran cepat di kalangan anak muda di Gauteng, provinsi terpadat di negara itu.
“Afrika Selatan telah mengalami peningkatan dramatis dalam infeksi baru. Selama empat atau lima hari terakhir, ada lebih banyak peningkatan eksponensial," katanya, seraya menambahkan bahwa varian baru tampaknya mendorong lonjakan kasus.
Sementara itu, para ilmuwan di Afrika Selatan sedang bekerja untuk menentukan berapa persentase kasus baru yang disebabkan oleh varian baru ini.
Setelah periode penularan yang relatif rendah di mana Afrika Selatan mencatat hanya lebih dari 200 kasus baru yang dikonfirmasi per hari, dalam seminggu terakhir kasus baru harian dengan cepat meningkat menjadi lebih dari 1.200 pada Rabu (24/11/2021). Pada Kamis (25/11/2021), angka itu melonjak menjadi 2.465 kasus per hari.
”Varian B.1.1.529 itu juga telah ditemukan di Botswana dan Hong Kong pada pelancong dari Afrika Selatan,” ungkap Phaahla.
Dia menegaskan, pemerintah Afrika Selatan telah memperingatkan bahwa lonjakan kasus baru diperkirakan terjadi dari pertengahan Desember hingga awal Januari dan berupaya menggenjot vaksinasi untuk mempersiapkan diri.
Sekitar 41% orang dewasa Afrika Selatan telah divaksinasi dengan vaksin pfizer atau Johnson& Johnson dan jumlah suntikan yang diberikan per hari relatif rendah, kurang dari 130.000, jauh di bawah target pemerintah 300.000 per hari.
Dengan populasi 60 juta jiwa, Afrika Selatan telah mencatat lebih dari 2,9 juta kasus Covid-19 termasuk lebih dari 89.000 kematian.
Di sisi lain, pemerintah Inggris mengumumkan bahwa mereka melarang penerbangan dari Afrika Selatan dan lima negara Afrika selatan lainnya efektif pada Jumat (26/11/2021) pukul 12.00 waktu setempat, dan bahwa siapa pun yang baru saja tiba dari negara-negara itu akan diminta untuk melakukan tes virus corona.
Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan ada kekhawatiran varian baru mungkin lebih menular daripada strain delta dominan." [Dan] vaksin yang kita miliki saat ini mungkin kurang efektif terhadap [varian itu]”.
Perwakilan Jaringan Pengawasan Genomik Afrika Selatan Tulio de Oliveira mengatakan varian baru itu memiliki konstelasi mutasi baru. Jumlah mutasinya sangat tinggi, termasuk lebih dari 30 spike protein yang mempengaruhi penularan.
"Kami dapat melihat bahwa varian ini berpotensi menyebar sangat cepat. Kami perkirakan mulai ada tekanan dalam sistem perawatan kesehatan [akibat penularan Covid-19] dalam beberapa hari dan minggu ke depan."
De Oliveira mengatakan tim ilmuwan dari tujuh universitas Afrika Selatan sedang mempelajari varian tersebut. Mereka memiliki 100 genom utuh dan berharap memiliki lebih banyak lagi dalam beberapa hari ke depan,.
“Salah satu kabar baiknya adalah bahwa hal itu [penyakit Covid-19 akibat varian baru] dapat dideteksi dengan tes PCR,” katanya.