logo

Kampus

IT Del Manfaatkan AI dalam Pengembangan Nilai Lokal dan Pertanian

IT Del Manfaatkan AI dalam Pengembangan Nilai Lokal dan Pertanian
Wakil Rektor Bidang Akademik IT Del, Johannes Harungguan Sianipar, menyampaikan pemanfaatkan teknologi AI dalam pengembangan nilai-nilai lokal dan budidaya tanaman, pada Webinar SEVIMA bertajuk ‘Strategi Memanfaatkan Artificial Intelligence untuk Penelitian dan Pengembangan Perguruan Tinggi’, Minggu, (17/11/2024). (EDUWARA/Dok. SEVIMA)
Setyono, Kampus17 November, 2024 21:34 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Institut Teknologi Del (IT Del) yang berada di Sumatera Utara memanfaatkan teknologi Akal Imitasi (Artificial Intelligence/AI) dalam pengembangan nilai-nilai lokal dan membantu dunia pertanian berkembang di sana. Aplikasi yang dihadirkan para dosen membantu pelestarian nilai budaya dan budidaya tanaman.

Pemanfaatan AI ini disampaikan Wakil Rektor Bidang Akademik IT Del, Johannes Harungguan Sianipar, dalam Webinar SEVIMA bertajuk ‘Strategi Memanfaatkan Artificial Intelligence untuk Penelitian dan Pengembangan Perguruan Tinggi’, Minggu, (17/11/2024).

“Tidak hanya dalam hal akademik, IT Del juga memanfaatkan AI untuk pelestarian budaya, salah satunya melalui proyek startup DiTenun, yang dikembangkan oleh para dosen,” katanya seperti dilansir dari rilis.

Aplikasi ini, lanjut Johannes, menggunakan AI untuk membuat motif ulos baru berdasarkan pola tenun tradisional yang sudah ada. Inisiatif ini tidak hanya membantu melestarikan warisan budaya, tetapi juga mendorong kreativitas dan inovasi dalam industri tenun lokal.

"Dengan menggunakan AI, kami dapat menciptakan motif kristik yang memudahkan para penenun dalam membuat desain tenun. Jadi AI bisa ikut membuat kain ulos, kain khas Batak," katanya.

Identifikasi Masalah

Sektor pertanian pun tak luput dari pemanfaatan AI oleh IT Del, khususnya di area Taman Sains, Taman Herbal, dan Hortikultura (TSTH2) yang dikelola kampus. Dengan menggunakan AI, kata Johannes, IT Del melakukan penelitian untuk memantau pertumbuhan tanaman dan menghitung hasil panen.

“Cukup memfoto kebun dari langit menggunakan drone, maka dapat dideteksi mana tanaman yang sakit, mana yang kekurangan air, bahkan mana tanaman yang sudah siap panen,” katanya.

Menggunakan drone untuk menangkap gambar tanaman, dan AI menganalisis data tersebut untuk mengetahui jumlah hasil panen serta mengidentifikasi area yang mengalami masalah. Pendekatan ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian dan memberikan solusi yang lebih efisien dalam manajemen lahan.

Johannes menambahkan secara umum, AI memberikan peluang yang dimanfaatkan untuk penelitian, pengembangan pendidikan tinggi, bahkan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan hasil tani.

Kepala Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah Sumatera Utara, Saiful Anwar Matondang menggarisbawahi pentingnya adopsi AI oleh perguruan tinggi untuk memberikan layanan prima.

Menurutnya, digitalisasi melalui AI dapat mengatasi keterbatasan manusia dalam bekerja, karena sistem AI dapat diakses 24 jam.

"Pimpinan perguruan tinggi perlu mengadopsi AI agar dapat memberikan pelayanan terbaik, mengingat sektor pendidikan merupakan industri jasa yang berorientasi pada kepuasan pelanggan," tegasnya.

Read Next