Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Kepala Bagian Tata Usaha Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) DIY, Muntolib, mengatakan kehadiran Jogja Madrasah Digital (JMD) akan terus memperkuat digitalisasi dalam meningkatkan kualitas dan mutu madrasah.
Hal ini disampaikan Muntolib saat membuka Edu Day dan Launching Cyber Madrasah di MAN 2 Kulon Progo, Senin (5/8/2024).
“JDM merupakan perwujudan dari upaya digitalisasi seluruh layanan yang ada di madrasah,” kata Muntolib, dikutip dalam rilis, Senin (5/8/2024).
Menurut Muntolib, penguatan digitalisasi layanan madrasah merupakan era baru yang harus direspon sesegera mungkin. Di mana tantangan setiap detik akan terus berubah maka layanan menjadi titik fokus.
JDM diperlukan untuk melakukan penguatan mutu, digitalisasi dan peningkatan performa madrasah supaya mampu menyinergikan ilmu pengetahuan, keagamaan dan teknologi informasi.
“Secara kuantitas, animo kepercayaan masyarakat menitipkan putra-putri di madrasah meningkat hingga 39 persen, namun prestasi ini harus diimbangi dengan kualitas,” katanya.
Diharapkan, hal yang sama juga dilakukan madrasah swasta dengan terus adaptif dengan perkembangan kekinian. Karena ke depan, madrasah negeri dan swasta harus berkembang dan meningkatkan kualitas bersama-sama.
Kontribusi
Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Madrasah (Penmad) Kanwil Kemenag DIY, Abd Suud, madrasah harus memiliki kontribusi kunci dan peran signifikan memperkuat predikat Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan.
“Salah satu strateginya, kami implementasikan dengan Program Prioritas Gus Menteri Yaqut Cholil Qoumas yakni Transformasi Digital sebagai goal-nya dan aplikasi JMD sebagai tool-nya,” paparnya.
Suud merinci ada tiga fitur pengembangan JMD. Pertama, JMD Parenting, orang tua siswa dapat mengontrol kehadiran putra-putrinya. Kedua, JMD presensi, dan ketiga, JMD pengawasan.
Suud menjelaskan penerapan cyber madrasah di seluruh kegiatan di madrasah berbasis teknologi informasi, baik itu pembelajaran, termasuk seluruh layanan di perpustakaan madrasah.
Dikatakan Suud, ada dua tantangan yang dihadapi madrasah. Pertama, persaingan untuk madrasah sangat besar. Di mana kalau madrasah stagnan maka besok ditinggalkan.
“Kedua, pangsa pasar harus kita ambil. Kita gunakan strategi marketing berupa fokus pada kepuasan pelanggan dan jasa layanan pendidikan,” imbuhnya.