Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Setelah dua periode pengabdian, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta berhasil mewujudkan sumber air melalui pengeboran berkedalaman lebih dari 100 meter di Desa Ngloro, Kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Program ini seluruhnya dibiayai dari dana sponsor dan donasi masyarakat yang terkumpul hingga sekitar Rp 410 juta.
Ketua Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga, Muhrisun Afandi, mengatakan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menamakan sumber air tersebut 'Mata Air Kalijaga'.
"Ini merupakan salah satu implementasi program LPPM UIN Sunan Kalijaga dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat berbasis aset masyarakat atau ABCD (Asset-based Community Development)," kata Muhrisun Afandi, Senin (19/8/2024).
Dipaparkan Muhrisun, program pengeboran sumber mata air di Desa Ngloro dilakukan Kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Angkatan 108 pada tahun 2021, yang kemudian dilanjutkan oleh Kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Angkatan 109 pada tahun 2022.
Kemudian, pada tahun 2024 Kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Angkatan 114 Tahun 2024 meneruskan program penyempurnaan sumber mata air, sembari melaksanakan program-program partisipatif lainnya bersama masyarakat Desa Ngloro.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN UIN Sunan Kalijaga, Muhamad Iskhak, menerangkan latar belakang Desa Ngloro merupakan wilayah yang sangat kekurangan sumber air. Pertanian di desa ini hanya mengandalkan tadah hujan, sehingga pada musim kemarau tidak bisa bercocok tanam.
"Peternakan juga kekurangan bahan pangan pada musin kemarau. Kebutuhan air untuk rumah tangga mengandalkan pasokan dari PDAM yang amat terbatas. Dari kondisi inilah terlahir ide untuk melakukan pengeboran air," ungkapnya.
Diceritakan Iskhak, mula-mula, pada tahun 2021 Kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga melakukan pencarian titik air dan menemukan pusatnya di belakang Pendopo Desa Ngloro. Karena sulitnya medan di titik sumber air, yang merupakan tanah bebatuan, maka anggaran yang dibutuhkan untuk melakukan pengeboran tidaklah sedikit.
Iskhak merinci, per meter pengeboran memerlukan dana sebesar Rp 3,5 juta. Program ini mendapat suntikan dana awal dari para donatur sebasar Rp 300 juta. Setelah dana cukup terhimpun, pengeboran sumber mata air dilaksanakan selama 14 hari dan membuahkan hasil.
"Peresmian diikuti serah terima hasil uji laboratorium sampel air dari Dinas Kesehatan, serta serah terima Site Plan Sumber Mata Air Kalijaga oleh Kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga Angkatan 114," tutupnya.