Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa), Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) Fakultas Matematika dan Ilmu Penegtahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA UNY) ingin berperan dalam pengembangan wisata kerajinan bambu di Desa Sobo, Kecamatan Paliyan, Gunungkidul, Yogyakarta.
Tim ini terdiri dari sejumlah mahasiswa, yaitu Amira Ayu Nanda Siwi, Muhammad Goldy Wahyu Haryadi, Muhammad Lintang Damar Sakti, Priyambodo, Nashwa Hana Natasya Arika Alam Juarri, Tito Hanjoyo Mukti, Angella Ananta Batubara, Firsta Grandicha Tirafany, Fajrin Dwi Muhyahsyar, Dicky Ramadhan, Tri Ibnu Wijayanto, Guntur Andreansyah, Bernadetha Chanelia Dwi Corani dan Hasna Syauqina.
Mewakili tim, Amira Ayu Nanda Siwi menerangkan Desa Sobo memiliki potensi besar kerajinan berbahan bambu yang khas sehingga berpotensi menjadi kawasan ekonomi kreatif eduwisata kerajinan.
"Desa Sodo memiliki lima padukuhan Selorejo, Sidorejo, Pelemgede, Jamburejo, dan Tambakrejo, yang memiliki potensi kerajinan masing-masing," kata Amira, Selasa (24/10/2023).
Padukuhan Selorejo dan Jamburejo menjadi sentra kerajinan kayu dan bambu, Padukuhan Sidorejo menjadi sentra kerajinan ban bekas, Padukuhan Pelemgede menjadi sentra kerajinan perak dan tembaga, dan Padukuhan Tambakrejo menjadi sentra olahan pangan rambak kulit.
Namun edukasi dan informasi mengenai potensi desa yang dapat dikembangkan menjadi desa wisata berbasis seni kerajinan masih terbilang minim. Demikian juga komunitas perajin/UMKM yang memiliki produk inovatif juga belum optimal.
“Pengetahuan terkait pendataan arus kas yang merupakan salah satu penyebab kurang optimalnya pengelolaan pasar tradisional Desa Sodo juga masih kurang,” kata Amira.
Eksplorasi
Realita ini membuat Muhammad Lintang Damar Sakti bersama tim mahasiswa UNY menggagas beberapa solusi edukasi terkait pengoptimalan potensi komunitas perajin/UMKM dalam membangun rintisan kawasan ekonomi kreatif eduwisata.
"Salah satunya, pelatihan produk kerajinan kreatif dari bambu dan kayu," katanya.
Narasumber pelatihan pembuatan produk kreatif dari kayu tersebut adalah dosen Pendidikan Kriya Fakultas Bahasa Seni dan Budaya (FBSB) UNY Wahyono. Saat pelatihan, Wahyono mengatakan sesederhana apapun sebuah karya souvenir jika dilakukan dengan tahapan yang terencana dan matang akan mampu menghasilkan karya yang bermanfaat bagi semua pihak.
"Awali karya seni itu dengan eksplorasi melalui pengembaraan jiwa tentang apa yang akan dibuat," tegasnya.
Selain pengenalan karya seni dari kayu, warga Sodo juga mendapat kesempatan mengikuti pelatihan membuat kerajinan dari bambu oleh perajin warga setempat, Hidayanto. Warga dilatih membuat asbak dengan sentuhan seni dengan menambahkan variasi tambahan sehingga terlihat lebih artistik.
Berbagai kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan kunjungan wisatawan di kawasan ekonomi kreatif eduwisata kerajinan Desa Sodo, sekaligus menjadikan desa rintisan ekonomi kreatif berbasis seni kerajinan sehingga dapat menaikkan pendapatan masyarakat setempat.
Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Direktorat Belmawa Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui skema Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) tahun 2023.