logo

Kampus

Makan Siang Bergizi Gratis Bisa Rp 10 Ribu, Asalkan…

Makan Siang Bergizi Gratis Bisa Rp 10 Ribu, Asalkan…
Para santri menunjukkan paket makan siang bergizi gratis yang disediakan KKP saat ujicoba di SMP Ali Maksum, Krapyak, Sewon, Bantul. (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Kampus04 Desember, 2024 20:36 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Keputusan menurunkan anggaran untuk program makan siang bergizi gratis dari Rp 15 ribu menjadi Rp 10 ribu per paket bisa dilakukan, asalkan memenuhi syarat terpenting. Di Yogyakarta, Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah sudah menggelar uji coba program makan siang bergizi gratis.

“Dengan anggaran Rp10 ribu, kita bisa menyediakan paket makanan bergizi untuk pelajar maupun ibu hamil. Syaratnya, wadah makan tidak paket kotak atau bungkus,” kata Dosen Pendidikan Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Kokom Komariah, pada Selasa (3/12/2024).

Tanpa dilakukan tender, proses penyediaan makan siang bergizi gratis bisa dilakukan langsung di unit-unit sekolah dan wadah yang digunakan bisa disediakan ataupun pribadi asalkan bersifat bisa dipakai berulang kali. Penggunaan wadah makan ulang pakai ini selain mengurangi produksi sampah, juga mengurangi biaya.

Sedangkan untuk menunya, Kokom menyebut pemanfaatan bahan-bahan makanan lokal menjadi prioritas dan tidak harus selalu mewah. Ia mencontohkan bagaimana bayam dan kangkung bisa dimasak menjadi sayuran yang lebih ekonomis serta kompleks dibanding capcay.

“Kemudian, protein hewani bisa didapatkan dari tahu, tempe dan olahan ikan bisa optimalkan. Kalau mau menu opor ayam, porsinya kecil saja dan didampingi olahan tahu atau tempe. Menu ini, semua nutrisi terpenuhi,” jelasnya.

Memasak untuk jumlah orang yang banyak memang lebih murah. Biaya penggunaan bumbu, minyak, dan bahan lainnya bisa ditekan dibandingkan memasak per porsi individu. Namun, pengelolaan menu tetap menjadi kunci agar makanan tetap bergizi dan bervariasi.

Gemar Makan Ikan

Pada akhir pekan lalu, dengan dukungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP), NU menyelenggarakan uji coba makan siang bergizi gratis untuk 2.000 santri yang dipusatkan di SMP Ali Maksum, Krapyak, Sewon, Bantul.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengatakan gerakan makan siang bergizi gratis merupakan bagian dari menyosialisasikan Gerakan Gemar Makan Ikan.

Mengutip data BPS, Budi mengatakan asupan protein masyarakat, khususnya anak-anak Indonesia, masih sangat rendah, yaitu di angka 62,3 gram per kapita per hari. Angka ini jauh di bawah negara-negara tetangga seperti Laos, Kamboja, Singapura dan bahkan Vietnam yang angkanya menembus 94 gram per kapita per hari.

“Melalui Gemar Makan Ikan, kami ingin membantu pemerintah memenuhi target pemenuhan asupan kalori lima tahun ke depan di angka 100 gram per kapita per hari. Ikan, baik dari budidaya maupun tangkapan, dikenalkan sebagai pemenuh asupan protein pertama hewani,” katanya.

Muhammadiyah, melalui Universitas ‘Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta, memimpin uji coba program makan siang bergizi di sejumlah sekolah Taman Kanak-kanak (TK) `Aisyiyah dan Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah, Senin (2/12/2024).

“Sebagai perguruan tinggi yang memiliki Program Studi Gizi, UNISA Yogyakarta berperan aktif dalam merancang menu makanan bergizi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anak-anak usia dini dan sekolah dasar. Menu yang disajikan tidak hanya lezat, tetapi juga mengandung nutrisi lengkap yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan fisik dan mental anak,” kata Rektor UNISA Yogyakarta, Warsiti.

Warsiti juga menjelaskan Tim Ahli Gizi UNISA telah bekerja keras untuk menyusun menu yang tepat dan aman dikonsumsi oleh anak-anak.

Read Next