Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak 22 pemuda Katolik dari Paroki-paroki se Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengikuti pendidikan politik selama tiga hari. Kegiatan ini bertujuan menciptakan kader-kader yang mumpuni dalam berbagai gerakan sosial.
Pelatihan diselenggarakan selama tiga hari, sejak Jumat (17/3/2023) sampai Minggu (19/3/2023), di Unit Pengembangan Pastoral Kaum Muda Salam Magelang.
Melalui rilis Senin (20/3/2023), Ketua SC Penyelenggaraan Pelatihan Kaderisasi Penggerak Kerasulan Kemasyarakat Petrus Eko Nugroho menerangkan pelatihan ini diselenggarakan oleh tiga organisasi masyarakat (Ormas) Katolik.
"Penyelenggaranya yaitu Ormas Wanita Katolik DPD DIY, Pemuda Katolik Komda DIY, Ikatan Sarjana Katolik (ISKA) DPD DIY. Ke-22 peserta ini berasal dari 22 kaum muda Katolik dari paroki- paroki Yogyakarta," jelasnya.
Melalui pendidikan politik ini, 22 pemuda Katolik mendapatkan penjelasan tentang Rama Frans Van Lith SJ sebagai inspirator gerakan awam Katolik di awal abad 20. Melalui perjuangan politik yang berpihak pada kaum pribumi, Rama Van Lith menciptakan kader-kader profesional dan profetis.
"Pendidikan yang diberikan Rama Van Lith ditandai dengan berdirinya Sekolah Guru di Muntilan. Mgr.Albertus Sugiyapranata, IJ Kasimo, Frans Seda, Komodor Yos Sudarso, Laksda Agustinus Adisucipto, merupakan kader-kader dari Sekolah Guru Van Lith," kata Eko.
Saat pembukaan pendidikan, kaum muda kembali diajak meneguhkan semangat ke-Indonesiaan yang ber-Bhineka Tunggal Ika. Ini dimaksudkan sebagai pengingat bahwa terbentuknya negara Indonesia digawangi kaum muda dengan didahului dengan Sumpah Pemuda.
"Pemuda yang penuh gelora menginginkan kemerdekaan Indonesia bersatu padu walaupun beda suku, agama, golongan. Adapun materi-materi dalam kegiatan ini adalah penguatan dasar berke-Tuhanan," tegas Eko.
Para pemuda diberi kebebasan dalam memilih peran yang dapat dilakukan dalam ikut memajukan Indonesia, dalam mengisi kemerdekaan dan menjadikan menjadi negara yang maju.
Melalui pendidikan ini, para pemuda diharapkan berperan lebih dengan berbagai latar belakang yang berbeda dan bergabung dalam Ormas Katolik atau gerakan sosial kemasyarakatan lain.
"Para pemuda ini diminta tidak lelah bekerja di ladang Tuhan, siap diutus dan siap berperan," tutupnya.