logo

Kampus

Politeknik Nuklir Yogyakarta Dipersiapkan Jadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Iptek Nuklir

Politeknik Nuklir Yogyakarta Dipersiapkan Jadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Iptek Nuklir
Perwakilan BRIN dan ROSATOM saat menjelaskan program kerjasama peningkatan dan sinergis untuk mempercepat penguatan kapasitas SDM Indonesia dalam penguasaan iptek nuklir melalui kegiatan riset, Senin (14/10/2024). (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Kampus14 Oktober, 2024 19:09 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan mempersiapkan Politeknik Nuklir yang berada di Yogyakarta sebagai pusat pendidikan dan pelatihan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) nuklir untuk tingkat nasional. Salah satu skema yang dikerjakan adalah mengundang periset nuklir dari Rusia ke Indonesia.

Saat ini, BRIN telah bekerja sama dengan State Atomic Energy Corporation Rusia (ROSATOM) serta dua perguruan tinggi terkemuka di Rusia, yaitu Tomsk Polytechnic University (TPU) dan National Research Nuclear University MEPhI.

“Hari ini, kami menggelar Nuclear Young Talent Fest 2024 bertema ‘Promotion and Development of Nuclear Higher Education Programs’. Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan The 4th Joint Working Group (JWG) on Human Resource Development (HRD) antara Rusia dengan Indonesia,” jelas Deputi Bidang Sumber Daya Manusia Iptek BRIN, Edy Giri Rachman Putra, Senin (14/10/2024).

Diselenggarakan selama tiga hari, Senin-Rabu (14-16/10/2024), kegiatan ini berlangsung di Kawasan Sains dan Edukasi (KSE) A Baiquni di Yogyakarta dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) BJ Habibie di Serpong pada Kamis (17/10/2024).

JWG on HRD ini adalah implementasi program dari kerja sama Russian-Indonesian Joint Coordinating Committee (JCC), di mana pihak Indonesia dikoordinasikan oleh BRIN sedangkan pihak Rusia oleh ROSATOM.

“Nuclear Young Talent Fest dirancang untuk mempromosikan pendidikan tinggi di Rusia, untuk menerima talenta-talenta muda di Indonesia yang berminat belajar dan menguasai iptek nuklir,” lanjut Edy.

Kegiatan ini juga ditujukan untuk menjaring talenta riset dan inovasi Indonesia, untuk melakukan kolaborasi riset bersama perguruan tinggi maupun institusi riset di Rusia.

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Dengan Tomsk Polytechnic University Rusia, dan melalui program Nuclear Young Talent Fest, BRIN sudah mengirimkan empat mahasiswa program S3 dan satu mahasiswa program S2. Saat ini tengah dibuka tahap kedua dari program tersebut.

Melalui skema kolaborasi riset yang ada, diharapkan akan lebih meningkat dan sinergis untuk mempercepat penguatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia dalam penguasaan iptek nuklir melalui kegiatan riset.

“Dengan menguatkan skema-skema mobilitas periset dari Rusia ke Indonesia ke depan, maka Politeknik Nuklir yang berada di Yogyakarta akan disiapkan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan iptek nuklir untuk tingkat nasional atau regional, bekerja sama dengan Rosatom Technical Academy (Rosatomtech),” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut, Direktur Pengembangan Kompetensi BRIN, Sasa Sofyan Munawar, menambahkan bahwa tujuan penyelenggaraan JWG on HRD ke-4 adalah untuk menyiapkan skema-skema kerja sama pengembangan kapasitas SDM Indonesia non-degree, khususnya dalam bidang iptek nuklir.

Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan forum penting bagi BRIN dan ROSATOM dalam mengevaluasi kemajuan pelaksanaan kesepakatan yang dibahas dan disetujui dalam JWG on HRD ke-3 Tahun 2023.

“Kedua belah pihak membahas peta jalan kerja sama di bidang pendidikan tinggi, penelitian, dan pelatihan iptek nuklir serta peluang kolaborasi lainnya yang mencakup sektor energi dan non energi,” terangnya.

Sedangkan Senior Project Project Office on International Education, Human Resource Department, ROSATOM, Julia Dmitrieva, menyampaikan keberlanjutan kerja sama bidang HRD antara Rusia dan Indonesia sangat penting.

Dalam paparan JWG on HRD, pihak Rusia menyampaikan status terkini dan aktivitas kerja sama HRD ke depan di bidang pendidikan dan pelatihan antara Rusia-Indonesia, HRD country plan bidang iptek nuklir, dan kerja sama antar perguruan tinggi.

“Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat hubungan bilateral kedua negara, serta membuka kesempatan baru bagi pengembangan iptek nuklir maupun non-nuklir,” tutupnya.

Read Next