logo

Kampus

Poster Pendidikan Inklusi Karya Mahasiswa UNY Menembus Final LIDM 2023

Poster Pendidikan Inklusi Karya Mahasiswa UNY Menembus Final LIDM 2023
Poster pendidikan berjudul ‘Aktualisasi Potensi Ciptakan Karya Gemilang Melalui Pendidikan Inklusi’, hasil karya Tim Sembagi Arutala Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), berhasil menembus final Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) Kategori Poster 2023. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus07 Juni, 2023 23:29 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Poster pendidikan karya tiga mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) berhasil menembus final Lomba Inovasi Digital Mahasiswa (LIDM) Kategori Poster 2023. Tema besar poster adalah dukungan pada pendidikan kondusif dan inklusif.

Tergabung dalam tim bernama 'Sembagi Arutala', tiga mahasiswa UNY yang menghasilkan karya itu adalah Hanifah Mar'atush Shalihah (mahasiswa Pendidikan Matematika Fakultas MIPA), Yunita Ambarwati (Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi), dan Asma' Khoirunnisa' (Statistika Fakultas MIPA).

"Melalui poster berjudul ‘Aktualisasi Potensi Ciptakan Karya Gemilang Melalui Pendidikan Inklusi’, kami ingin menyampaikan tentang problematika pelaksanaan pendidikan inklusi serta berbagai kecenderungan yang sangat kontra produktif dengan fungsi dan hakekat sekolah sebenarnya," ucap Hanifah Mar'atush Shalihah, Rabu (7/6/2023).

Lewat poster ini, mereka ingin membuka pandangan masyarakat tentang pendidikan yang ditujukan untuk semua kalangan secara bersama. Pasalnya, masih banyaknya sekolah di Indonesia yang belum sepenuhnya mau menerima Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dan menerapkan pendidikan inklusi.

Melalui fase belajar bersama tanpa adanya diskriminasi secara bersamaan menuju harmonisasi pendidikan, poster tersebut diharapkan mampu membawa harapan untuk membuka pandangan luas seluruh masyarakat Indonesia tentang Pendidikan Inklusi yang ditujukan untuk semua kalangan.

Yunita Ambarwati menambahkan lewat poster ini mereka menargetkan masyarakat mampu memproses pengetahuan dan kesadaran terhadap isu disabilitas, memudahkan pemahaman konsep inklusi dan memberikan visual yang menarik untuk membantu mengingat informasi.

"Juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang urgensi pendidikan inklusi. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengambil peran dalam mengawal isu disabilitas terutama di ranah masyarakat," kata Yunita.

Tim Sembagi Arutala beranggotakan tiga mahasiswa UNY, yaitu Hanifah Mar'atush Shalihah (Pendidikan Matematika Fakultas MIPA), Yunita Ambarwati (Pendidikan Luar Biasa Fakultas Ilmu Pendidikan dan Psikologi), dan Asma' Khoirunnisa' (Statistika Fakultas MIPA). (EDUWARA/Dok. UNY)

Sedangkan bagi pemerintah, poster dapat digunakan sebagai alat edukasi, seperti poster yang menunjukkan cara menggunakan peralatan atau bahan tertentu dengan benar, atau poster yang memberikan informasi tentang topik.

Design Thinking

Terkait aspek teknis, Asma' Khoirunnisa' memaparkan, metode yang digunakan untuk membuat poster adalah Design Thinking, yaitu sebuah metode desain berbasis inovasi yang bertumpu pada pencarian solusi untuk menyelesaikan permasalahan.

"Diawali dengan mengadakan survei pada mahasiswa UNY. Kemudian, berdasarkan data yang telah diperoleh, dapat didefinisikan tentang kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat Indonesia mengenai pendidikan inklusi," paparnya.

Layout yang digunakan pada poster ini menggunakan ilustrasi siswa ABK SD, siswa ABK SMP, dan siswa non-ABK SMA yang berada di tengah agar menjadi objek sorotan. Dalam poster tersebut digambarkan siswa SD yang menggunakan kursi roda dan oculus menunjukkan bahwa meskipun memiliki keterbatasan fisik, siswa tetap dapat mengambil bagian dalam pembelajaran dengan bantuan teknologi dan fasilitas yang tepat. 

Siswa SMP tunanetra menunjukkan perlunya teknologi yang disesuaikan untuk memfasilitasi pembelajaran. Sedangkan siswa SMA berkulit hitam dengan drone menunjukkan pentingnya mempertimbangkan keberagaman budaya dan etnis. 

Gedung Sekolah Indonesia menunjukkan bahwa pendidikan inklusi adalah tanggung jawab semua pihak dan pesawat kertas sebagai simbol harapan menunjukkan bahwa dengan mendukung pendidikan inklusi, masyarakat dapat membantu setiap siswa mencapai potensi mereka.

Dosen pembimbing Heru Sukoco, mengatakan poster karya tim Sembagi Arutala ini akan berlaga dalam LIDM dengan poster dari perguruan tinggi lain dari seluruh Indonesia.

"Mereka ingin menegaskan kembali pentingnya inklusivitas dalam pendidikan. Setiap anak berhak mendapatkan pendidikan yang sama tanpa terkecuali, termasuk anak-anak disabilitas. Dalam mencapai tujuan pendidikan inklusi, peran kita semua sangatlah penting," ujar Heru. 

Read Next