logo

Vokasi

Awasi Perubahan Kualitas Air Kolam Nila, Mahasiswa UGM Kenalkan S-POND

Awasi Perubahan Kualitas Air Kolam Nila, Mahasiswa UGM Kenalkan S-POND
Tampilan S-POND, aplikasi pemonitor kualitas air kolam budi daya ikan, khususnya nila yang dirancang dan dikembangkan mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) Univeritas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Aplikasi ini dirancang untuk mendeteksi perubahan PH, suhu kolam, suhu lingkungan, kelembaban, oksigen terlarut (DO), hingga kematian ikan. (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Vokasi03 Desember, 2022 05:12 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Mahasiswa Sekolah Vokasi (SV) Univeritas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta mengembangkan aplikasi pemonitor kualitas air kolam budi daya ikan, khususnya nila. Bernama SmartPond atau S-POND, aplikasi dirancang untuk mendeteksi perubahan PH, suhu kolam, suhu lingkungan, kelembaban, oksigen terlarut (DO), hingga kematian ikan.

Inovasi ini merupakan karya dari tim yang beranggotakan Bintang Ramadhan (Prodi Teknologi Veteriner), Saarah Khairunnisa (Teknologi Veteriner), Kaisa Fadhilah (Prodi Teknologi Veteriner), Rizky Nur (Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol) dan Latief Hasyim (Prodi Teknologi Rekayasa Instrumentasi dan Kontrol). 

Aplikasi ini dikembangkan melalui Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) UGM bidang Karsa Cipta di bawah bimbingan Dela Ria Nesti.

Ketua Tim, Bintang menjelaskan pengembangan aplikasi ini bermula dari keprihatinan terhadap persoalan yang dihadapi pembudidaya ikan nila, yaitu kematian ikan akibat perubahan kualitas air kolam. 

"Kondisi itu mengakibatkan kerugian besar bagi petani ikan. Sebelumnya pencegahan berupa monitoring kondisi kolam dilakukan peternak secara langsung ke kolam dan menggunakan alat ukur yang dioperasikan manual," papar Bintang, Kamis (2/12/2022).

Oleh sebab itu, kelima mahasiswa muda ini memutar otak untuk mengembangkan alat. 

Berbasis internet of things (IoT), S-POND menyiapkan sebuah sistem dan manajemen data guna mendeteksi serta memonitor kualitas air, kematian ikan secara berkala.

Aplikasi ini memungkinkan peternak mengetahui kondisi cuaca di sekitar kolam. Sehingga akan membantu dan memudahkan pembudidaya ikan mendapatkan informasi dengan cepat melalui smartphone. 

"Dengan data yang sudah dianalisa melalui S-POND peternak ikan juga dapat melakukan penanganan dini apabila terjadi kematian ikan sehingga mencegah kerugian yang besar," lanjut Bintang.

Prototipe S-POND

Prototipe SmartPond dirancang dengan dimensi 40×28×15 cm, bobot 0,5 Kg, dan body box terbuat dari aluminium. Prototipe ini menggunakan sumber daya listrik dengan input 220v pada AC current dan output 12v pada DC current. 

Prototipe SmartPond dapat mendeteksi kualitas air dan ikan mati menggunakan alat sensor yang dipasang pada tepi kolam dengan lima sensor, yaitu sensor ultrasonik, pH, suhu, dan dissolve oxygen. Sensor ultrasonik memiliki jangkauan 420 cm pada range 75 derajat sehingga dapat maksimal pada kolam ikan dengan ukuran 3×4 meter persegi.

"Aplikasi S-POND difungsikan untuk memonitoring parameter kondisi kolam dan kematian ikan. Parameter yang tertampil dalam aplikasi S-POND meliputi pH, suhu kolam, suhu lingkungan, DO, dan kelembapan lingkungan, serta lokasi keberadaan kolam," urai Bintang.

Prototipe SmartPond telah diujikan pada kolam ikan dalam laboratorium dan kolam ikan nila Kelompok Tani Mina Rukun Kuton, Tegaltirto, Berbah, Sleman dengan alat berstandar SNI sebagai kontrol dan penentu keakuratan prototipe SmartPond. Berdasarkan pengujian, prototipe SmartPond telah mencapai 99 persen akurat saat dibandingkan dengan alat berstandar SNI.

"Sistematika pendeteksian ikan mati, yaitu ikan mati akan mengapung akibat pembusukan terjadi di saluran pencernaan sehingga gas CO2 membuat perut ikan menggembung dan mengapung di permukaan air. Ikan akan terdeteksi sebagai ikan mati apabila tidak mengalami pergerakan aktif selama 1 jam," tambah anggota tim lainnya Latief Hasyim.

Latief mengatakan pengembangan prototipe SmartPond akan terus dilakukan terutama untuk mengoptimalkan parameter deteksi, durasi penyimpanan database serta intergrasi sistem prototipe dengan treatment tools. Sejauh ini alat dapat terkoneksi dengan pompa oksigen sehingga apabila kadar oksigen di air berkurang di bawah batas normal maka sistem dapat mengaktifkan pompa oksigen secara otomatis melalui aplikasi. 

Read Next