Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JAKARTA – Salah satu pola pembelajaran yang disukai anak usia dini adalah belajar dan bermain melalui kegiatan mendongeng. Karena itu, seorang pendidik harus memiliki keberanian untuk menuangkan ide-ide kreatifnya supaya dongeng yang disampaikan tidak hanya menarik, tetapi juga disukai oleh anak. Pesan moral yang ada dalam dongeng juga dapat dipahami dengan baik oleh anak.
Hal itu disampaikan oleh Ainul Amni, pendongeng dari Sumatera Barat, dalam Webinar melalui aplikasi Zoom dengan bertema Implementasi Mendongeng Kreatif bagi Guru, Minggu (26/12/2021). Webinar tersebut menghadirkan penulis buku anak, Isworo Pudji Astuti, dan praktisi pendidikan Meity H Idris MPdI.
“Jangan takut atau khawatir wajah kita terlihat jelek saat mendongeng. Kita justru harus bisa berekspresi dengan bebas supaya dongengnya bisa disampaikan dengan menarik,” kata Ainul Amni, seperti dikutip dalam keterangan tertulis, yang dikirimkan kepada Redaksi Eduwara.com, Senin (27/12/2021).
Seorang pendongeng, menurut Ainul Amni, harus menguasai inti cerita yang hendak disampaikan dengan baik. Salah satu caranya adalah dengan membaca dongeng atau cerita yang hendak disajikan tersebut berulang kali. Hal ini dimaksudkan agar pendongeng bisa memperagakan karakter tokoh-tokoh yang terdapat dalam dongeng tersebut dengan baik.
Tak hanya membagikan tips dan teknik dalam mendongeng, saat webinar tersebut Ainul Amni juga memberikan contoh cara mendongeng yang menarik. Ia memerankan beberapa tokoh binatang dalam sebuah cerita yang ditulis Isworo Pudji Astuti, dengan cara berganti-ganti suara.
“Pilih dongeng atau cerita yang tidak banyak tokohnya supaya kita tidak kesulitan ketika harus berganti-ganti suara saat memeragakan karakter tokoh-tokohnya. Kemampuan atau teknik menciptakan berbagai suara ini harus terus menerus dilatih. Kalaupun belum bisa, cobalah dengan suara asli kita lalu sajikan dengan beragam intonasi,” paparnya.
Tak hanya itu, supaya dongeng yang disampaikan menjadi hidup dan menarik, kata Ainul Amni, pendongeng dapat melengkapi diri dengan beragam media atau alat peraga, seperti boneka karakter atau boneka tangan/jari. Bahkan alat peraga tersebut bisa dibuat sendiri secara sederhana dari berbagai media yang ada, seperti wayang kertas, kaos kaki bekas, dan lain-lain.
Webinar yang diikuti sekitar 93 partisipan tersebut diprakarsai Damar Kanca Wingking berkolaborasi dengan Laskar Pendidik Indonesia dan Sinau Bareng.