logo

Kampus

Demi Keberlanjutan Program, Mahasiswa KKN UMY Diminta Perluas Jaringan

Demi Keberlanjutan Program, Mahasiswa KKN UMY Diminta Perluas Jaringan
UMY melepas 1.974 mahasiswa untuk mengikuti program KKN bertema ‘Smart Village: Desa Pintar Berbasis Inovasi dan Kewirausahaan’, Selasa (22/7/2025). Program KKN ini dilaksanakan dengan lima skema, yakni Skema Reguler, Mandiri 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), Kawasan, Muhammadiyah-‘Aisyiyah, dan LEX Kolaborasi SP (Singapore Polytechnic). (EDUWARA/Dok. ISI Yogyakarta)
Setyono, Kampus23 Juli, 2025 22:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebanyak 1.974 mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) resmi menjalankan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) bertema ‘Smart Village: Desa Pintar Berbasis Inovasi dan Kewirausahaan’. Ke-1.974 mahasiswa ini diminta terus memperluas jaringan di desa tempatnya berkarya demi keberlanjutan program.

“Tema ini diangkat sebagai upaya UMY membantu mewujudkan desa cerdas berbasis nilai dan ilmu pengetahuan untuk menjawab tantangan pembangunan masyarakat di era transformasi digital,” kata Direktur Direktorat Riset dan Pengabdian UMY, RR. Sabtanti Harimurti, dilansir Rabu (23/7/2025).

Upacara penerjunan mahasiswa KKN dengan lima skema, yakni Skema Reguler, Mandiri 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), Kawasan, Muhammadiyah-‘Aisyiyah, dan LEX Kolaborasi SP (Singapore Polytechnic) ini berlangsung Selasa (22/7/2025).

Para mahasiswa ini kemudian tersebar ke berbagai wilayah dengan pembagian, yaitu sebanyak 1.171 mahasiswa ditempatkan di empat kabupaten di DIY yakni Bantul, Sleman, Kulon Progo, dan Gunungkidul.

Sebanyak 40 mahasiswa lainnya mengikuti program KKN Kawasan dan dikirim ke sejumlah kabupaten seperti Magetan, Ponorogo, Banjar, dan Cilacap. Kemudian, sebanyak 198 mahasiswa diterjunkan ke daerah 3T seperti Biak, Lembata, Wakatobi, dan lainnya.

Empati

Selanjutnya, KKN kolaboratif bersama perguruan tinggi Muhammadiyah dan 'Aisyiyah. Terkait skema ini, terdapat 12 mahasiswa mengikuti KKN di Universitas Muhammadiyah Riau sebagai bagian dari sinergi persyarikatan dalam pembinaan masyarakat berbasis dakwah kultural.

“Menambah warna global, 23 mahasiswa asing dalam program KKN Learning Express (LEX) juga turut serta mengabdi di Desa Girikerto, Sleman, bersama mahasiswa UMY. Program prototipe yang mereka bawa diharapkan dapat memberikan dampak nyata bagi masyarakat,” tambahnya.

Sebagai pembicara motivasi tentang KKN adalah alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Bhakti Gusti Walinegoro. Ia menegaskan keberhasilan KKN berawal dari proses yang berakar dari nilai-nilai empati, kolaborasi, dan komitmen jangka panjang terhadap perubahan sosial.

Bhakti dikenal karena berhasil merintis dan mengembangkan model pemberdayaan masyarakat berkelanjutan di Desa Karangrejek, Wonosari, Gunungkidul. Program yang digagasnya tidak hanya memberikan solusi instan, melainkan melahirkan mekanisme yang memungkinkan masyarakat setempat untuk terus bergerak dan berdaya secara mandiri.

“Kami membuat rumus sederhana, 4 tambah 4 sama dengan keberlanjutan. Rumus tersebut merujuk pada empat aktor dan empat proses yang menjadi kunci dari pembangunan berkelanjutan di masyarakat,” jelas Bhakti.

Dalam proses pengabdian, ‘local hero’ menjadi kunci kelangsungan program. Ia menjelaskan bahwa mahasiswa perlu membentuk jejaring dengan tokoh desa secara luas, tidak hanya terbatas pada perangkat pemerintah desa.

Kelompok masyarakat seperti pelaku UMKM, ibu-ibu PKK, dan karang taruna inilah yang nantinya akan menjadi pelanjut program ketika mahasiswa sudah menyelesaikan masa KKN.

Read Next