logo

Sains

Dosen FK UMM Berikan Kiat Tanam Rambut Atasi Kebotakan

Dosen FK UMM Berikan Kiat Tanam Rambut Atasi Kebotakan
Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang, Dr dr Ruby Riana Asparini, SpBP-RE (K). (EDUWARA/Istimewa)
Fathul Muin, Sains23 Februari, 2022 04:05 WIB

Eduwara.com, MALANG – Transplantasi rambut bukan suatu operasi besar dan sangat aman untuk dilakukan. Transplantasi ini bisa dilakukan pada siapa saja dari semua kalangan usia. Namun, meskipun bukan tergolong operasi yang besar, operasi ini hanya bisa dilakukan terbatas di beberapa Rumah Sakit (RS) tertentu saja.

Hal itu, dikatakan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang (FK UMM), Ruby Riana Asparini, Selasa (22/2/2022).

Seperti diketahui, transplantasi rambut merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah kebotakan di kepala yang disertai kerusakan folikel rambut. Saat ini, transplantasi rambut mulai dikenal luas oleh masyarakat sejak beberapa artis tanah air melakukannya, terutama mereka yang ingin mengatasi masalah kebotakan atau penipisan rambut.

"Ada beberapa kriteria dalam transplantasi rambut yang harus dipenuhi oleh pasien, yaitu rambut rontok yang cukup, rambut donor yang baik, kulit kepala yang sehat, kesehatan umum yang baik, dan pasien memiliki harapan yang wajar," kata Ruby yang juga dokter RS UMM.  

Ruby menjelaskan, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan pasien ketika akan menjalani operasi ini. Pertama, adalah diet khusus selama satu minggu sebelum transplantasi. Hal ini bertujuan untuk mengurangi darah yang keluar selama operasi.

Selain itu, ada pengecekan fisik dan darah untuk mengetahui kemungkinan pasien menderita penyakit atau kelainan tertentu. Terakhir, pasien harus menghentikan konsumsi obat-obatan seperti aspirin, vitamin E, food supplement, dan obat pengencer darah selama satu minggu sebelum operasi berlangsung.

"Dalam proses transplantasi, dokter dibantu oleh tim transplantasi yang berjumlah empat sampai lima orang. Adapun waktu yang dibutuhkan sekitar empat hingga lima jam dengan keadaan sadar. Semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien untuk melaksanakan instruksi sebelum transplantasi, maka makin sedikit pula darah yang keluar. Hal ini juga akan mempercepat proses operasi," ungkap dosen kelahiran Jakarta tersebut.

Efek Samping

Penanaman rambut, kata Ruby, memiliki beberapa efek samping pascaoperasi. Namun efek-efek tersebut hanya berlangsung sementara. Salah satu efek samping yang dirasakan adalah pembengkakan pada wajah tanpa rasa nyeri. Efek tersebut biasanya mulai terjadi pada hari kedua atau ketiga setelah penanaman dan berlangsung selama lima sampai tujuh hari. 

Efek lain yang mungkin akan timbul adalah memar ringan di sekitar mata yang akan hilang dalam beberapa hari, rasa kebas pada daerah donor, serta rasa nyeri ringan pada daerah donor yang menyerupai nyeri setelah operasi kecil.

"Pascaoperasi, pasien juga tidak diperkenankan mencuci rambutnya sendiri. Pencucian rambut harus dilakukan oleh salah seorang dari tim transplantasi pada hari kedua, keempat dan kedelapan setelah transplantasi rambut. Pasien baru diperbolehkan mencuci rambutnya sendiri setelah satu minggu pasca operasi dengan menggunakan shampoo antiseptic," katanya.

Rambut yang dicangkok akan mulai tumbuh secara normal tiga bulan setelah proses penanaman. Rambut itu akan tetap tumbuh normal serta mempunyai sifat yang sama dengan asal dari mana rambut tersebut diambil. 

Apabila donor berasal dari kepala bagian belakang kepala, maka rambut hasil tanam akan memiliki sifat dan ketahanan yang sama seperti rambut kepala bagian belakang serta tidak akan mengikuti proses kerontokan. 

“Untuk biaya dari prosedur tanam rambut ini tergantung dari tingkat kesulitan, banyaknya folikel rambut yang diambil, serta pengalaman dokter. Biaya operasi ini berkisar antara Rp 50 juta sampai Rp 200 juta," tandasnya.

Read Next