Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com - Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM), Mukhamad Ngainul Malawani, berhasil menyelesaikan studi S3 dari dua kampus dalam waktu yang berbarengan. Warga asli Bantul, Yogyakarta ini meraih gelar Doktor dari Program Studi di S3 Ilmu Geografi UGM dan diwisuda pada Rabu (24/1/2024). Sedangkan gelar doktor satunya diraih Ngainul dari University of Paris 1 Panthéon-Sorbonne.
Dilansir Kamis (25/1/2024), Ngainul mengaku senang berhasil menyelesaikan doktor dan berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) tertinggi 4,00. Ia juga berhasil meraih predikat ‘Pujian’. Tak hanya sampai di situ, Ngainul juga dinobatkan sebagai wisudawan denga predikat lulusan tercepat karena berhasil meraih gelar Doktor dalam waktu 2 tahun 8 bulan 17 hari.
"Padahal masa studi rata-rata jenjang program S3 adalah 4 tahun 9 bulan," ucapnya.
Ngainul bercerita usai menyelesaikan sarjana S1 di Fakultas Geografi UGM pada 2014, ia kemudian melanjutkan menempuh S2 di kampus yang sama hingga lulus 2017. Ngainul lalu diterima sebagai pengajar di UGM.
Pada 2021, Ngainul memutuskan melanjutkan pendidikan ke jenjang S3. Namun sebelumnya, pada 2019 ia mendaftar sebuah universitas di Perancis dan berhasil menyelesaikan compulsory course pada tahun pertama.
"Jadi saya tinggal melanjutkan riset. Karena tahun 2021 itu masih suasana pandemi, kuliah di UGM semua dijalankan online tanpa saya harus pulang ke Indonesia,” ujarnya.
Beruntung bagi Ngainul, kerja sama antara UGM dengan Univ Paris 1 Panthéon-Sorbonne lalu dilanjutkan kerja sama Fakultas Geografi UGM dengan Ecole Doctorale Geographie de Paris melahirkan salah satunya keputusan tentang pembukaan program double degree untuk jenjang Doktor.
“Kebetulan saya jadi mahasiswa di sana dan terjalinnya hubungan baik yang sudah sangat lama antar kedua institusi, maka MoU dan Agreement dicoba untuk dijalankan,” jelasnya.
Ngainul lahir dan besar di Palbapang, Bantul, Yogyakarta. Ayah dan Ibunya menjadi guru mengaji di kampungnya. Selain itu, keluarganya juga ikut beternak dan bertani.
“Kedua orang tua saya adalah guru ngaji di kampung. Ada surau kecil di samping rumah. Banyak anak yang belajar di tempat kami ketika sore dan malam hari,” kenangnya.
Pada Rabu kemarin, UGM meluluskan 836 mahasiswa program Pascasarjana, yang terdiri dari 700 lulusan Program Magister, 92 lulusan Program Spesialis, 3 lulusan Subspesialis, dan 41 lulusan Doktor.
Rektor UGM Ova Emilia, dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat atas capaian akademik di jenjang pendidikan Pascasarjana yang diraih sebagai langkah awal untuk terus mengembangkan ilmu pengetahuan.
"Teruslah berkomitmen untuk belajar sepanjang hayat dan mengimplementasikannya agar mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan serta bermanfaat bagi masyarakat," kata Ova kepada para wisudawan.