Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Direktur Utama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, mengatakan pihaknya telah membuka diri sebagai bahan penelitian maupun magang mahasiswa untuk mendukung kelahiran wirausahawan muda masa depan. Hal ini karena perguruan tinggi perlu melakukan transformasi menyeluruh untuk menjadi Entrepreneurial University.
“Di era Industri 4.0 dan Society 5.0, perguruan tinggi tidak cukup hanya menghasilkan lulusan siap kerja, melainkan juga harus melahirkan inovator, wirausahawan, dan pemimpin masa depan yang adaptif dan solutif,” kata Ali Ghufron Mukti saat berpidato pada Sidang Senat Milad ke-44 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (28/4/2025).
Dalam pidato berjudul ‘Entrepreneurial University untuk Kemajuan Bangsa’, Mukti memaparkan ada tiga aspek utama dalam transformasi menjadi entrepreneurial university. Pertama adalah penerapan kurikulum yang adaptif, pengembangan inkubasi start up, dan kolaborasi erat dengan industri.
“Ini penting untuk membekali lulusan agar tidak hanya mencari kerja, tetapi mampu menciptakan lapangan kerja baru dan berkontribusi nyata bagi pembangunan nasional,” ujarnya.
Kurikulum adaptif juga dinilai Mukti akan mampu melahirkan individu-individu yang memiliki kemampuan atau soft skill yang bisa memberi nilai tambah pada sebuah produk atau dirinya sendiri.
Kurikulum OBE
Aspek utama kedua, menurut Mukti, adalah perguruan tinggi diminta menyediakan fasilitas seperti co workings space serta laboratorium agar mahasiswa bisa belajar dengan baik dan mampu menghubungkan mereka dengan jaringan permodalan.
“Terakhir adalah konektivitas harus dibangun perguruan tinggi dengan mereka, para wirausahawan sukses, untuk membantu atau setidaknya menularkan ilmu kewirausahaan pada mahasiswa. UMY telah berhasil dalam aspek ketiga ini dengan bukti hampir 60 persen lulusannya menjadi wirausahawan nasional maupun internasional,” lanjutnya.
Rektor UMY Achmad Nurmandi memaparkan sejak 2021, pihaknya telah menunjukkan komitmen kuat dalam menerapkan Kurikulum Outcome BasedEducation (OBE) atau pembelajaran yang berbasis pada keluaran di seluruh program studi. Berdasarkan data dari LPP UMY, implementasi OBE mengalami peningkatan signifikan dari tahun ke tahun.
“Pada 2021, sebanyak 46 prodi telah mengadopsi kurikulum OBE. Persentase ini meningkat menjadi 56 pada 2022, menandakan adanya perbaikan berkelanjutan dalam perencanaan dan pelaksanaan kurikulum berbasis capaian pembelajaran,” ujarnya.
Kemudian terjadi lompatan besar pada 2023, di mana seluruh prodi telah sepenuhnya menerapkan kurikulum OBE, dan capaian tersebut berhasil dipertahankan hingga tahun 2024.
“Artinya, seluruh prodi di UMY kini telah melaksanakan pendidikan berbasis luaran (learning outcomes) secara konsisten, sebagai bentuk komitmen dalam meningkatkan mutu pendidikan tinggi dan menyesuaikan diri dengan standar nasional maupun internasional,” tutupnya.