logo

Kampus

Dukung Kemajuan Usaha Peternak, Ini Sumbangsih Nyata UNY dan UGM

Dukung Kemajuan Usaha Peternak, Ini Sumbangsih Nyata UNY dan UGM
Dua PTN di DIY, yaitu UNY dan UGM memberikan aksi nyata pada perkembangan dunia peternakan Indonesia. Aksi nyata ini mencerminkan semangat Dikti Saintek Berdampak, yang menekankan transformasi iptek guna menjawab tantangan nyata di lapangan. (EDUWARA/Dok. UNY)
Setyono, Kampus20 September, 2025 07:35 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dua perguruan tinggi negeri (PTN) di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), yaitu Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) dan Universitas Gadjah Mada (UGM) memberikan aksi nyata pada perkembangan dunia peternakan Indonesia. 

Keterlibatan dua PTN ini mencerminkan semangat Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Dikti Saintek) Berdampak, yang menekankan transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) guna menjawab tantangan nyata di lapangan.

UNY menghadirkan inovasi sistem pembersihan kandang sapi berbasis teknologi Internet of Things (IoT) dengan energi terbarukan. Sedangkan UGM bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan penelitian terkait ketahanan pangan peternakan melalui adaptasi peternak.

Diberi nama ‘SmartCleaner: Inovasi Sistem Pembersih Bertenaga Surya dan Monitoring Amonia’, sistem ini pertama kali dikenalkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa-Penerapan Iptek (PKM-PI) UNY di Kelompok Tani Ngudi Makmur di Desa Gunung Manuk, Kecamatan Patuk, Gunungkidul.

Tim yang terdiri dari Veri Saputra (Pendidikan Teknik Elektro), Shafa Feby Ayuningtyas (Pendidikan Teknik Elektro), dan Anida Syafa Hapsari (Biologi) melihat inovasi ini sebagai jawaban atas persoalan klasik peternak sapi, yakni kandang yang sulit dibersihkan secara rutin dan tingginya kadar gas amonia yang membahayakan kesehatan ternak.

“SmartCleaner menggabungkan sejumlah komponen inti menjadi satu sistem terpadu. Panel surya digunakan sebagai sumber energi utama yang ramah lingkungan. Tenaga listrik dari panel ini menggerakkan motor listrik dan penggaruk otomatis yang bekerja sesuai jadwal melalui modul Real-Time Clock (RTC),” kata Ketua tim, Veri Saputra, dilansir Jumat (19/9/2025).

Kolaborasi Penelitian

Dilengkapi sensor amonia MQ-137 yang mendeteksi konsentrasi gas berbahaya. Alat ini berfungsi memantau kondisi kadar amonia. Dimana jika melampaui ambang batas, kipas exhaust otomatis akan aktif dan notifikasi dikirim ke smartphone peternak melalui aplikasi IoT.

“Kotoran sapi yang digaruk otomatis lalu dialirkan ke wadah khusus untuk diolah menjadi pupuk organik, sehingga tidak hanya menjaga kebersihan kandang tetapi juga membuka peluang ekonomi baru,” terangnya.

Sedangkan Fakultas Peternakan UGM bersama Pusat Riset Kesejahteraan Sosial Desa dan Konektivitas Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN berkolaborasi dalam penelitian peningkatan kualitas dan mutu terkait ketahanan pangan peternakan melalui adaptasi peternak.

Dekan Fakultas Peternakan UGM, Budi Guntoro, menerangkan kolaborasi ini bertajuk ‘Peningkatan Ketahanan Pangan Peternakan Melalui Adaptasi Peternak dalam Menghadapi Perubahan Iklim di Perdesaaan’.

“Kolaborasi penelitian mengenai peningkatan ketahanan pangan melalui penguatan subsektor peternakan di wilayah perdesaan terdiri atas dua proposal penelitian, yaitu Model Adaptasi Peternak Ayam Komersial di Pedesaan dalam Menghadapi Dampak Perubahan Iklim dan Model Pemberdayaan Peternak Sapi Perah Melalui Teknologi Silase Wrap di Jawa Timur,” paparnya.

Diharapkan, sinergi sumber daya dan kompetensi kedua belah pihak mampu menghasilkan model pemberdayaan peternak sapi perah melalui teknologi silase wrap dan model adaptasi ternak unggas komersial.

Read Next