Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA -- Melalui program pengembangan motor listrik yang digagas sejak Mei 2021, siswa SMK Ki Ageng Pemanahan (SMK KAP) Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta disiapkan untuk mendukung industri hemat energi. Program ini dihadirkan sebagai rangkaian pendukung 'Merdeka Belajar'.
Ditemui di bengkel praktik kerja siswa, Kepala Bengkel SMK KAP Wandee Purnomo mengatakan program perakitan motor listrik ini berawal dari penyesuaian program Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud Ristek), bahwa setiap SMK dianjurkan membuat satu produk yang kemudian menjadi ikon sekolah.
"Sempat berpikir untuk membuat videotron karena ingin menyesuaikan dengan dua jurusan yang kami miliki yaitu mekatronika dan teknik komputer jaringan. Namun karena keterbatasan sumber daya manusia dan keuangan, motor listrik ini menjadi pilihan terbaik," kata Wandee, Senin (15/11).
Menggandeng swasta, yaitu PT Chikal Bakal Mandiri. Wandee mengatakan desain pembuatan motor listrik didominasi penggunaan bahan-bahan bekas untuk rangka dasarnya, seperti penutup CPU komputer, besi bekas, hingga shock bekas sepeda motor.
Sedangkan untuk roda belakang dengan mesin penggerak didatangkan dari luar. Sementara perakitan dua baterai yang berkekuatan 48 volt dilakukan para siswa.
"Perakitan motor sepenuhnya libatkan siswa kelas X dan XI yang praktik kerja tiga kali seminggu. Satu unit motor membutuhkan waktu perakitan satu sampai dua bulan," jelasnya.
Diberi nama motor listrik 'SMK KAP', dapat dipastikan bahwa produk yang dihasilkan sejak Mei lalu merupakan buatan tangan, termasuk saat proses pengecatan.
Dengan spesifikasi panjang motor 120 cm, lebar 50 cm motor listrik ini memiliki bobot 80 kg dan mampu menanggung beban maksimal 120 kg, daya jelajah baterai maksimal 30 km dan membutuhkan waktu 1,5 jam untuk pengisian ulang.
Kepala SMK KAP Westri Eka Tri Yuliatri mengapresiasi apa yang sudah dilakukan para guru kedua jurusan. Baginya praktik ini akan menambah kompetensi keahlian bagi siswa. Proyek ini juga pendukung konsep Merdeka Belajar.
"Sehingga ketika siswa menyelesaikan pendidikannya, mereka memiliki keahlian yang fleksibel untuk meneruskan ke jenjang berikutnya atau memilih berwiraswasta serta masuk ke industri," katanya.
Kehadiran motor listrik ini, menurutnya, adalah sebuah proyek besar yang digagas untuk masa depan dalam mendukung perkembangan industri transportasi dengan penggunaan tenaga terbarukan.
"Anak kita giring supaya terus menciptakan kreatifitas. Ilmu yang didapatkan kemudian diterapkan. Ini termasuk skala pembelajaran industri," tegasnya.
Manager PT Chikal Abadi Mandiri, Dedy Swastika menjelaskan dalam uji layak dikendarai, pihaknya mengajak sekolah melakukan tes dengan melintasi jalur tanjakan curam di Bantul yaitu Cinomati. Hasilnya motor listrik ini lancar melahap tanjakan.
"Sementara, untuk harga satu unit sepeda motor kami banderol Rp 9 -10 juta tergantung dengan kecepatannya dan variasi model yang diinginkan," jelasnya.