logo

Kampus

Dukung Wisata Berkelanjutan, Guru Besar UMY Perkenalkan Komunikasi Bencana Integratif

Dukung Wisata Berkelanjutan, Guru Besar UMY Perkenalkan Komunikasi Bencana Integratif
Guru Besar Ilmu Komunikasi bidang Hubungan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Adhianty Nurjannah. (EDUWARA/Dok. UMY)
Setyono, Kampus30 September, 2024 20:13 WIB

Eduwara.com, JOGJA - Guru Besar Ilmu Komunikasi bidang Hubungan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Adhianty Nurjannah, memperkenalkan konsep komunikasi bencana integratif untuk mendukung keberlanjutan objek wisata di kawasan bencana. Konsep ini bertujuan meningkatkan pariwisata berbasis kualitas (quality tourism).

Konsep ini dikenalkan Adhianty saat dikukuhkan sebagai Guru Besar UMY dalam orasi berjudul ‘Komunikasi Bencana Integratif Humas Pemerintah dan Quality Tourism di Daerah Objek dengan Daya Tarik Wisata (ODTW) Kabupaten Sleman: Mewujudkan Pariwisata Berkelanjutan’, Jumat (27/0/2024).

Dipaparkan Adhianty, dengan geografi di daerah rawan bencana, Indonesia memiliki dua wilayah yang menjadi tujuan wisatawan, yaitu Bali dan Yogyakarta. Berbagai objek wisata favorit di kedua provinsi itu masuk kategori ODTW.

“Penting meningkatkan quality tourism pada objek wisata yang berada pada kawasan rawan bencana, khususnya di Sleman,” kata Adhianty, dilansir Senin (30/9/2024).

Menurut Adhianty, quality tourism atau pariwisata berkualitas, pada dasarnya tidak hanya sekadar kualitas dan jumlah. Quality tourism merupakan sebuah pariwisata yang mampu menciptakan kenyamanan, kepuasan, kebahagiaan, kesejahteraan dan keberlanjutan bagi masyarakat/wisatawan lokal dan mancanegara.

Dengan penerapan komunikasi bencana integratif, lanjut Adhianty, akan membuat wisatawan merasa aman dan nyaman pada saat berkunjung di objek wisata yang didukung dengan akses informasi dan komunikasi yang lancar. Kemudian, hadirnya penjagaan dan keamanan pada destinasi wisata, kemudahan akses berwisata, dan infrastruktur yang memadai apabila dibutuhkan evakuasi pada saat terjadinya bencana.

“Upaya-upaya tersebut termasuk dalam meningkatkan quality tourism yang akan memberikan kesan dan pengalaman menyenangkan, sehingga dapat selalu diingat oleh wisatawan dan menjadi peluang untuk mewujudkan pariwisata berkelanjutan,” terangnya.

Kesamaan Persepsi

Untuk mendukung sustainability tourism, Adhianty menyusun model komunikasi bencana integratif untuk mendukung terciptanya pariwisata berkelanjutan di ODTW. Ia menemukan, pariwisata berkelanjutan pada ODTW di KRB, khususnya di Sleman, membutuhkan komunikasi integrasi antar stakeholders kebencanaan.

“Perlu adanya kesamaan persepsi tujuan organisasi, kolaborasi antar organisasi dan komunitas, serta komunikasi dialogis melalui komunikasi integratif antar stakeholders kebencanaan,” lanjutnya. 

Menurut Adhianty, hal ini dapat membangun kepercayaan untuk mendapatkan citra yang positif. Terlebih dalam mewujudkan pariwisata berkelanjutan, maka komunikasi bencana integratif yang efektif membutuhkan komitmen untuk menjaga quality tourism melalui quality of experience, quality of profit, dan quality of life.

“Ketiga faktor tersebut saling terintegrasi dalam upaya mewujudkan pariwisata berkelanjutan (sustainability tourism), khususnya pada objek dengan daya tarik wisata yang berada pada kawasan risiko bencana,” pungkasnya.

Read Next