Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Pemanfaatan teknologi informasi dinilai sangat menunjang proses pendidikan siswa selama ada pengarahan dari orang tua dan guru. Terkait hal tersebut, sebanyak 200 guru tingkat SD dan SMP di Kota Yogyakarta diajak untuk memperkenalkan literasi serta ancaman dunia digital kepada anak didik.
Ajakan tersebut disampaikan dalam Workshop Internet Sehat bertema 'Menjadi Guru Hebat di Era Digital'. Kegiatan ini diinisiasi oleh Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta pada Rabu (14/9/2022).
Salah satu guru yang ditemui di sela-sela acara, Murtono yang mengajar kelas VI di SDN Gedongtengen, menilai banyak dampak positif yang bisa diambil dari penggunaan teknologi informasi oleh bidang pendidikan.
"Internet yang sekarang tidak bisa lepas dari kegiatan harian ini dalam proses pendidikan bisa menjadi partner dalam memperdalam materi yang disampaikan di sekolah," katanya.
Tidak hanya itu, penggunaan perangkat teknologi informasi ini bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran baru bidang digital seperti pengambilan video dan gambar yang menarik sebagai pendukung pembelajaran.
"Kendala terbesar saat ini, masih banyak anak didik yang mempergunakan perangkat teknologi informasi untuk sekadar bersenang-senang dan ruang mengekspresikan diri yang berlebihan. Padahal di internet juga banyak bahaya yang mengancam. Ini yang tidak mereka sadari selama ini," ungkapnya.
Pada kondisi ini, Murtono menilai kebanyakan orang tua lebih banyak berperan sebagai penyedia fasilitas seperti perangkat dan jaringan namun belum bisa memberikan pengarahan penggunaan internet yang positif.
Hal inilah yang menurutnya menjadi tugas besar para guru untuk memperkenalkan literasi dan ancaman pada keamanan data dari dunia digital. Bersama dengan orang tua, para guru dan orang tua akan memiliki peran penting dalam penggunaan perangkat dunia digital sebagai partner dalam proses pendidikan siswa.
Dua Mata Pisau
Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Ignatius Trihastono didampingi Kepala Bidang Persandian dan Telekomunikasi, Tri Haryanto menyebut saat ini bisa dikatakan dunia digital bagi dunia pendidikan seperti dua mata pisau.
"Dengan pengarahan yang tepat, internet akan menjadi ruang waktu yang tidak terbatas dengan berbagai banyak sisi positifnya. Tapi jika dibiarkan lepas, ini akan berbahaya bagi anak maupun menjadi kompetitor bagi pengajar," jelas Trihastono.
Dirinya menyatakan pemilihan guru sebagai agen perubahan perilaku digital ini karena karena ruang kerja mereka yang tidak terbatas dan mampu menjangkau banyak lini. Tidak seperti saat sosialisasi ke warga, dengan daya jangkauan terbatas.
"Bisa lewat anak didiknya, para orang tua, maupun komunitas sesama pengajar. Keterlibatan peran guru di sini memiliki efek luas dan beragam," jelasnya.
Melalui workshop ini, Trishastono menyebut ada dua hal yang disampaikan ke guru terkait dengan perilaku digital. Pertama adalah meningkatkan kemampuan anak didik dalam berliterasi digital. Kedua pada keamanan, di mana berinternet dengan aman tanpa mengabaikan keamanan sendiri dan lingkungan.
Pemateri yang merupakan praktisi teknologi informasi, Wing Wahyu Winarno menyarankan para guru dalam pemanfaatan internet lebih fokus pada eksplorasi kemampuan individu guru.