Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA—Meski baru diluncurkan pada Kamis (9/3/2022), konsep Sekolah Ramah Anak (SRA) berbasis budaya SDN Kasihan, Bantul, D.I.Yogyakarta sudah menjadi tempat studi tiru bagi guru sekolah dasar di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat.
Kunjungan studi tiru dilaksanakan Kamis (17/3/2022) pagi ini dipimpin Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman Hasanuddin, bersama 34 guru pendidikan agama Islam (PAI).
"Kami memilih SDN Kasihan menjadi satu dari empat sekolah yang akan menjadi referensi studi tiru," kata Hasanuddin usai berkeliling sekolah.
Dia menyatakan, sebelum ke Bantul, rombongan sudah berkunjung ke Lampung. SDN Kasihan mejadi sekolah kedua yang dikunjungi. Kemudian satu sekolah lagi di Yogyakarta akan disinggahi Terakhir rombongan akan singgah di sekolah alam yang berada di Bandung, Jawa Barat.
"Di sini kami mendapatkan banyak hal yang bisa ditiru, terutama pada aspek pengembangan sekolah ramah anak berbasis budaya," lanjutnya.
Hasanuddin menilai, pengelola SDN Kasihan telah mempu menyatukan anak-anak bangsa yang berbeda keyakinan hidup rukun damai. Menurutnya, inilah sebenarnya inti dari tujua pendidikan di sekolah.
"Kami segaja membawa guru agama yang mewakili 411 SD di Padang Pariaman dengan maksud agar mereka memiliki sudut pandang keberagaman. Di bawah merekalah, pendidikan karakter anak menjadi tanggung jawab," lanjutnya.
Hasanuddin memastikan, bahwa apa yang didapatkan dari kunjungan ke SDN Kasihan akan ditiru, dimodifikasi lalu diterapkan di SD se-Padang Pariaman.
Menjadi kunjungan pertama dari luar daerah pada tahun ini, Kepala Sekolah SDN Kasihan Harsiana Wardani mengaku bangga dan bahagia meski dirinya mengaku masih butuh banyak belajar.
"Perwujudan sekolah ramah anak adalah perwujudan kami sebagai satuan pendidikan menyediakan sarana dan prasarana yang nyaman dan aman," jelasnya.
Dihadapan tamu, Harsiana akan memaparkan tentang konsep SRA berbasis budaya, program aplikasi Cegah Bullying (Cecil), dan pengenalan budaya pada anak didik
Baginya sebagai salah satu sekolah yang ditetapkan sebagai cagar budaya, pemanfaatan dan pemeliharaan gedung yang dulu menjad sekolah rakyat pertama di Kecamatan Kasihan sesuai dengan konsep SRA berbasis budaya.
"Kami berharap apa yang sudah kami lakukan mejadi contoh bagi rekan-rekan di Padang Pariaman. Kami juga akan terus berbenah dan belajar," ucap Harsiana.