logo

Sekolah Kita

Ini Berbagai Program yang Digulirkan Pemkot Yogyakarta ke Sekolah

Ini Berbagai Program yang Digulirkan Pemkot Yogyakarta ke Sekolah
Pemkot Yogyakarta menggelar program Orientasi Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) bagi guru dan siswa SMP atau sederajat. Program SSJ merupakan bagian dari Peraturan Walikota (Perwali) Kota Yogyakarta Nomor 80 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa Tahun 2024-2028 dan bertujuan membentuk sistem sekolah yang aman, nyaman, serta peduli terhadap kesehatan jiwa siswa dan semua warga di sekolah. (EDUWARA/Dok. Humas Pemkot Yogyakarta)
Setyono, Sekolah Kita02 Oktober, 2025 23:23 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Sebagai komitmen menjaga predikat Kota Pelajar, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mengalirkan berbagai program di kalangan pelajar untuk membentuk jati diri, memperkuat hubungan sosial, serta melatih kemampuan pengambilan keputusan. Berbagai program yang digulirkan tersebut mulai penanganan sampah sampai kesehatan jiwa.

Dalam tata kelola sampah, Pemkot Yogyakarta menjadikan SMP Negeri 5 Yogyakarta sebagai pioneer dan role model bagi program Gerakan Masyarakat Jogja Olah Sampah (Mas JOS) masuk sekolah. Mas JOS yang digulirkan Pemkot Yogyakarta merupakan gerakan bersama yang menyasar seluruh elemen masyarakat, termasuk sekolah. 

Menurut Kepala Bidang Pengembangan Kapasitas dan Pengawasan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta, Supriyanto, sekolah memiliki peran penting dalam membentuk kebiasaan baru bagi generasi muda.

“Ini merupakan program mengatasi persoalan sampah di masyarakat dan tujuan menyasar pelajar adalah menanamkan kesadaran pengelolaan sampah sejak dini,” kata Supriyanto, dilansir Kamis (2/10/2025).

Dipaparkan Supriyanto, ada lima langkah Mas JOS yang harus jadi kebiasaan khususnya untuk pelajar supaya sejak dini sudah paham dan bisa mengelola sampah, mulai dari memilah sampah, membawa sampah anorganik ke bank sampah, mengolah sampah organik, menghabiskan makanan, dan menggunakan wadah berulang.

Sebagai bentuk dukungan, DLH Kota Yogyakarta menyerahkan 20 biopori dan buku tabungan bank sampah kepada SMP Negeri 5 Yogyakarta. Nantinya, Forum Bank Sampah (FBS) juga akan menjadi offtaker sampah anorganik yang dikumpulkan siswa.

Tak hanya program sampah, Pemkot Yogyakarta juga menggelar Orientasi Sekolah Sehat Jiwa (SSJ) bagi guru dan siswa SMP atau sederajat. Program ini bertujuan membentuk sistem sekolah yang aman, nyaman, serta peduli terhadap kesehatan jiwa siswa dan semua warga di sekolah.

Kesehatan Jiwa

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Bidang P2P, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Iva Kusdyarini, mengatakan, program SSJ merupakan bagian dari Peraturan Walikota (Perwali) Kota Yogyakarta Nomor 80 Tahun 2024 tentang Rencana Aksi Daerah Upaya Kesehatan Jiwa Tahun 2024-2028.

“Melalui program ini, guru dan siswa dibekali pengetahuan dasar tentang kesehatan jiwa, keterampilan mendeteksi dini masalah psikologis, hingga kemampuan memberikan konseling sederhana dan melakukan rujukan ke Guru BK atau psikolog puskesmas,” ungkapnya.

Selain itu, kegiatan SSJ bertujuan memperkuat kapasitas sekolah dalam pencegahan, pemantauan, serta penanganan awal masalah kesehatan jiwa. Dalam program ini, guru dan siswa dilatih untuk mengamati, mendengarkan, melakukan skrining, serta menghubungkan siswa yang membutuhkan ke layanan rujukan sesuai prinsip dalam Pertolongan Pertama Psikologis (Psychological First Aid/P3LP).

“Harapannya, akan terbentuk firstaider di sekolah yang mampu menjadi garda terdepan dalam mendeteksi dini masalah psikologis,” jelas Iva.

Iva menambahkan sejak tahun 2023, program SSJ telah dijalankan sebagai pilot project di empat sekolah, yaitu SMP Negeri 3, SMP Negeri 7, SMP Taman Dewasa Jetis, dan SMP Bopkri 3. Pada tahun 2025, program ini dilaksanakan di empat sekolah lain, yaitu SMP Negeri 8, SMP Negeri 10, SMP Kanisius Gayam, dan MTs Mu’allimat Kota Yogyakarta.

Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, memastikan berbagai program yang digulirkan tersebut merupakan komitmen jajarannya dalam menjaga predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar sekaligus Kota Ramah Anak. Salah satu langkah nyata dilakukan dengan menyasar kalangan pelajar untuk membentuk jati diri, memperkuat hubungan sosial, serta melatih kemampuan pengambilan keputusan.

“Kota Jogja baru saja meraih penghargaan sebagai Kota Ramah Anak. SMP Negeri 5 Yogyakarta menjadi contoh sekolah dengan siswa yang aktif berprestasi serta berpartisipasi dalam berbagai kegiatan. Harapan kami, anak-anak bisa memiliki pergaulan sehat, menjaga diri, dan tumbuh sesuai usianya tanpa terpengaruh hal-hal negatif,” tutup Wawan.

Read Next