logo

Kampus

Mahasiswa UGM Sukses Kembangkan Kit Deteksi Kerusakan DNA Spermatozoa Sapi

Mahasiswa UGM Sukses Kembangkan Kit Deteksi Kerusakan DNA Spermatozoa Sapi
Mahasiswa Program Doktor Ilmu Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Teguh Ari Prabowo, bersama dengan promotor Diah Tri Widayati, serta ko-promotor Sigit Bintara dan Liesmira Yusiati. Teguh sukses mengembangkan inovasi kit deteksi kerusakan DNA spermatozoa sapi. Inovasi ini mendukung peningkatan keberhasilan program Inseminasi Buatan (IB). (EDUWARA/Dok. UGM)
Setyono, Kampus25 September, 2025 23:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Mahasiswa Program Doktor Ilmu Peternakan, Universitas Gadjah Mada (UGM), Teguh Ari Prabowo, sukses mengembangkan inovasi bidang reproduksi ternak. Inovasi tentang kit deteksi kerusakan DNA spermatozoa sapi tersebut bertujuan untuk mendukung peningkatan keberhasilan program Inseminasi Buatan (IB).

Kamis (25/9/2025), Teguh menerangkan, inovasi ini dilatar belakangi keberadaan kit deteksi kerusakan DNA spermatozoa di pasaran yang sepenuhnya bergantung pada produk impor. Harga yang relatif tinggi dan keterbatasan ketersediaan menjadi hambatan besar bagi para peneliti, laboratorium, dan praktisi peternakan untuk memastikan kualitas semen beku.

“Padahal, kerusakan DNA pada spermatozoa merupakan salah satu indikator penting dalam menentukan viabilitas sperma, kemampuan fertilisasi, serta peluang keberhasilan program IB,” katanya.

Di bawah bimbingan promotor Diah Tri Widayati, serta ko-promotor Sigit Bintara dan Lies Mira Yusiati, Teguh bersama tim pembimbing menghadirkan solusi melalui pengembangan kit alternatif yang lebih terjangkau, mudah diakses, dan sesuai dengan kondisi lapangan di Indonesia.

Dengan adanya kit ini, kata Teguh, diharapkan proses seleksi kualitas semen dapat dilakukan secara lebih efektif, sehingga keberhasilan program IB akan meningkat, dan produktivitas peternakan dapat didorong secara berkelanjutan.

Teguh menegaskan pengembangan kit ini juga menjadi bagian dari kontribusi ilmu pengetahuan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional. Melalui peningkatan keberhasilan IB, kualitas bibit ternak dapat lebih terjamin, sehingga produktivitas sapi potong maupun sapi perah dapat ditingkatkan.

“Pada gilirannya berkontribusi pada ketersediaan daging dan susu dalam negeri yang lebih stabil, sejalan dengan program pemerintah untuk mewujudkan kemandirian pangan,” ucapnya.

Pembangunan Peternakan

Promotor penelitian, Diah Tri Widayati, menegaskan pentingnya riset ini dalam mendukung pembangunan peternakan nasional. Penelitian ini menjadi upaya nyata akademisi dalam menjawab tantangan praktis di sektor peternakan, khususnya terkait kualitas semen beku sebagai penentu utama keberhasilan fertilisasi.

“Inovasi ini tidak hanya bernilai akademis, tetapi juga aplikatif. Kehadiran kit deteksi kerusakan DNA spermatozoa yang lebih terjangkau akan membantu memperkuat sektor peternakan nasional, mengurangi ketergantungan pada produk impor, dan pada akhirnya mendukung program ketahanan pangan Indonesia,” ujarnya.

Diah menambahkan penelitian seperti ini selaras dengan visi UGM sebagai perguruan tinggi yang berkomitmen menghadirkan solusi nyata atas permasalahan masyarakat. Dengan riset ini, UGM kembali menegaskan perannya sebagai pusat keunggulan riset dan inovasi di bidang peternakan. 

Kehadiran kit deteksi kerusakan DNA spermatozoa sapi hasil karya anak bangsa diharapkan dapat memperkuat daya saing penelitian dalam negeri sekaligus memberikan manfaat nyata bagi para pelaku peternakan di seluruh Indonesia.

“Kolaborasi bimbingan ini diharapkan dapat menghasilkan riset yang tidak hanya memiliki dampak ilmiah, tetapi juga aplikatif, sehingga mampu memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan peternakan nasional,” tutup Diah.

Read Next