Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Lima mahasiswa Fakultas Teknik (FT) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) yang tergabung dalam Tim AIZinix terus mengembangkan hasil riset mengenai bahan anti korosi tulangan baja dalam beton berbahan limbah kaleng dan baterai bekas.
Tim ALZinix ini terdiri dari Muhammad Fauzan Abdillah, Naftali Zahra Athira, Monika Ayu Nelly Kusumawati, Satya Putra Ramadhan, dan Sausan Jilan Muthi'ah Izma. Mereka sepakat dalam penilaian bahwa korosi pada beton merupakan masalah klasik yang terjadi akibat reaksi baja dengan lingkungan.
Korosi pada tulangan baja di beton ini, jika tidak dicegah dapat memperpendek masa layak bangunan sekaligus meningkatkan risiko keruntuhan.
“Kaleng dan baterai menjadi pilihan karena kedua jenis limbah tersebut sama-sama mengandung logam yang dapat digunakan untuk perlindungan terhadap korosi, yaitu aluminium dan zinc,” kata Fauzan, Selasa (19/8/2025).
Dalam paparannya, Fauzan mengatakan zinc biasa digunakan pada kapal laut untuk melapisi baja agar tidak mengalami korosi. Sementara aluminium banyak ditemukan pada kaleng minuman bekas dengan kandungan mencapai 70–80 persen.
Dampak Positif
Ketika kedua limbah ini digabungkan, dapat memberikan perlindungan ekstra terhadap korosi pada beton. Selain itu, pemanfaatan limbah juga berdampak positif bagi lingkungan, mengingat logam termasuk jenis limbah yang sulit terurai.
“Dalam proses pengolahan limbah, tim kami memanfaatkan metode Sacrificial Anode Cathodic Protection (SACP). Langkahnya dimulai dari pencucian kaleng dan baterai untuk menghilangkan kotoran, kemudian dilanjutkan dengan penghancuran dan peleburan,” terangnya.
Proses peleburan dipermudah dengan penambahan boraks. Setelah kaleng dan baterai menjadi logam murni, baru dicetak menjadi bentuk rapi agar mudah dipasang di sudut-sudut beton.
Tim AIZinix yang berada di bawah bimbingan dosen Pinta Astuti, saat ini terus melakukan berbagai tahap pembuatan benda uji. Pengujian ketahanan anti korosi akan dilakukan menggunakan metode pembacaan potensial.
Metode ini mengukur nilai potensial untuk menentukan tingkat korosi, mulai dari kondisi terkorosi, belum terdefinisi, hingga kondisi bebas korosi.
“Riset kami berbeda dari riset sebelumnya karena kami menambahkan proses pemurnian. Hipotesis kami, jika menggunakan anoda dari kaleng dan baterai hasil pemurnian, grafik pembacaan potensial akan mendekati kondisi di mana baja tidak terkorosi. Hasil pengujian nantinya akan dituangkan dalam artikel ilmiah,” jelas Fauzan.
Penelitian yang dilakukan Fauzan dan rekan-rekannya ini telah mengantarkan tim AIZinix lolos Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2025 bidang Riset Eksakta. Bagi mereka, penelitian ini bukan hanya sekadar penelitian, tetapi juga sebagai edukasi bagi masyarakat bahwa limbah dapat diolah menjadi barang yang bermanfaat. Mereka mendapatkan dukungan dana sebesar Rp 7,5 juta dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.