logo

EduBocil

Memprihatinkan, Anak PAUD Tertinggal Dua Semester

Memprihatinkan, Anak PAUD Tertinggal Dua Semester
Pandemi COVID-19 membuat banyak ketertinggalan secara akademik, termasuk untuk anak di jenjang PAUD ((EDUWARA/Ilustrasi))
Redaksi, EduBocil26 November, 2021 04:57 WIB

Eduwara.com, SURABAYA -- Pandemi COVID-19 telah membuat banyak ketertinggalan secara akademik seluruh anak di dunia, termasuk di Indonesia. Hasil penelitian menyebutkan, untuk kelas 1 hingga kelas 3 di Sekolah Dasar seluruh siswa rata-rata tertinggal mata pelajaran hingga enam bulan lamanya. Sedangkan di jenjang PAUD ketertinggalan lebih besar yaitu dua semester belajar.

"Ini sangat memprihatinkan karena masa di usia PAUD adalah masa yang tidak bisa terulang lagi dan sangat berharga,” kata Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemdikbudristek), Jumeri ketika membuka Rapat Koordinasi Evaluasi Program dan Kebijakan Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2021 di Surabaya, Selasa (24/11) malam. 

Dikutip dari laman Paudpedia, Jumeri memaparkan, di jenjang pendidikan dasar dan menengah, jika tertinggal atau putus di tengah jalan, siswa masih bisa ikut program kesetaraan. 

“Namun untuk siswa PAUD, tidak ada program kesetaraan PAUD,” tandasnya. 

Jumeri mengaku beruntung karena bisa merasakan masa PAUD secara penuh, yaitu dua tahun. 

"Karena belum cukup umur masuk SD maka saya tambah setahun di TK. Saya ingat saat itu kondisi ekonomi keluarga kurang beruntung. Seingat saya, saat itu ayah saya sedang bangkrut dan kemudian bangkit lagi. Jadi kenangan dan ingatan saat saya TK itu masih kuat hingga saat ini," katanya.

Jumeri juga mengingatkan bahwa tantangan tahun depan dari sisi anggaran juga sangat berat karena tahun depan terjadi pemotongan anggaran yang sangat signifikan. Hal ini 

tidak terelakkan sehingga membuat pemerintah memutuskan kebijakan anggaran secara strategis, efektif dan effisen.

"Pemerintah, untuk menjaga stabilitas moneter akibat COVID-19 yang mengganggu seluruh sektor kehidupan secara global, setelah empat kali dilakukan pembahasan anggaran, tahun depan yang akan kami kelola hanya 40 persen,” paparnya. 

Jadi bantuan yang diberikan kepada seluruh satuan pendidikan, akan sangat berkurang, tidak sama lagi seperti tahun ini dan tahun sebelumnya. 

“Namun dana transfer ke daerah tidak dikurangi dan DAK Fisik turun Rp 1 triliun," ujarnya.

Rapat Koordinasi Evaluasi Program dan Kebijakan Pendiidkan Anak Usia Dini Tahun 2021 tersebut, dihadiri Direktur PAUD Dr Muhammad Hasbi, Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Timur Dr Rizky, Koordinator Fungsi Penilaian PAUD Lestari Koesumawardani dan Koordinator Fungsi Peserta Didik PAUD Maryana.  

Acara tersebut juga dihadiri 246 orang Kepala Sekolah dan Guru Program Sekolah Penggerak PAUD serta 206 Kepala Dinas Kabupaten/Kota atau yang mewakili.

Read Next