logo

Gagasan

Menko PMK Minta Muhammadiyah Atasi Kemiskinan Spiritual dan Material

12 April, 2022 21:32 WIB
Menko PMK Minta Muhammadiyah Atasi Kemiskinan Spiritual dan Material
Eduwara.com, MALANG — Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sekaligus Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, meminta Muhammadiyah khususnya UMM untuk dapat mengatasi kemiskinan spiritual maupun material. UMM harus dapat menjangkau keduanya. (EDUWARA/Istimewa)

Eduwara.com, MALANG — Ketua Badan Pembina Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sekaligus Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, meminta Muhammadiyah khususnya UMM untuk dapat mengatasi kemiskinan spiritual maupun material. UMM harus dapat menjangkau keduanya.

Muhadjir Effendy menyampaikan hal tersebut pada Tadarus Ramadan UMM di Malang, Sabtu (9/4/2022) lalu.

“Misalnya saja teman-teman dari Fakultas Agama Islam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta lainnya bisa perlahan mengikis kemiskinan spiritual. Sementara Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial Politik dan pihak lainnya dapat memberi solusi akan masalah kemiskinan harta," katanya. 

Muhadjir menilai, Muhammadiyah telah lama berjuang mengentaskan kemiskinan, baik melalui pemberdayaan maupun penyadaran spiritualitas. Keberpihakan terhadap orang miskin, anak yatim, dan kaum pinggiran juga dirasa sesuai dengan teologi Al-Maun Muhammadiyah.

"Semoga di Ramadan ini kita dapat dijauhkan dari sifat-sifat iri, dengki, culas dan perilaku buruk lainnya. Bulan suci ini juga dapat dijadikan sebagai momen koreksi untuk memperbaiki diri di kemudian hari," pungkasnya.

Menurut Muhadjir, kemiskinan itu dapat dibedakan menjadi dua tipe yakni miskin material dan miskin spiritual. Keduanya juga memiliki perbedaan ciri yang bisa diketahui dan mudah dikenali.

Di samping ada sebagian masyarakat yang bergelut dengan kemiskinan material, banyak juga orang kaya yang kini mengalami kemiskinan spiritual. Hal itu bisa dilihat dan berefek pada perilaku yang ditampakkan sehari-hari. Tidak hanya terlihat pada pribadi pejabat namun juga terjadi kepada masyarakat. 

Sulit Diatasi

Kemiskinan harta benda itu sulit diatasi, namun menanggulangi kemiskinan spiritual lebih rumit lagi. Banyak orang yang cepat sadar dan mengaku bahwa dirinya miskin material. Bahkan banyak yang mengaku miskin ketika bantuan sosial (bansos) dihadirkan. Berbeda dengan kesadaran kemiskinan spiritual yang sukar muncul di benak manusia.

"Mereka merasa baik-baik saja, padahal orang lain melihat dirinya sudah melampaui batas dan tidak wajar. Perilaku sombong, kikir, serakah, maksiat kerap kali ditunjukkan. Bahkan mereka sebenarnya sudah sadar, namun malah berbangga diri dengan sikap buruk yang dilakukan," ucapnya.

Sekretaris BPH UMM, Wakidi, menyebut bahwa rangkaian Syiar Ramadan ini merupakan salah satu upaya bersama untuk mendekatkan diri pada sang Pencipta, menjadi momen yang tepat untuk melembutkan hati dan menajamkan pikiran.

Ramadan tahun ini, kata Wakidi, bisa meningkatkan etos kerja dan tugas para sivitas akademika UMM dalam melayani masyarakat dengan baik. Salah satunya melalui ceramah dan siramahan rohani yang disampaikan oleh Menko PMK RI.

"Sekaligus sebagai jalan menambah wawasan akan isu-isu aktual yang sedang terjadi. Meningkatkan kesadaran dan kecintaan pada negara Indonesia," tuturnya.

Rektor UMM, Fauzan, mengatakan rangkaian agenda yang disiapkan ini semata-mata dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran, khususnya kesadaran bahwa para sivitas akademika adalah makhluk Allah SWT. Pun dengan upaya-upaya konkret berjihad dalam aspek pendidikan melalui UMM.

"Saya tentu yakin dosen dan karyawan Kampus Putih ini senantiasa memiliki niat untuk menjadi orang baik. Maka saya rasa Ramadan adalah momen dan kesempatan yang tepat menambah kebaikan yang sudah dilakukan dan mengubah hal-hal yang kurang baik," tegasnya.

Read Next