Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Tiga dosen Program Studi D3 Akuntansi Fakultas Vokasi Universitas Pignatelli Triputra (UPITRA) Surakarta memilih kegiatan edukasi pemanfaatan barang-barang bekas menjadi layak jual sebagai pilihan dalam program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM). Bersama dengan masyarakat di lingkungan Gereja St Theresia Jombor, Klaten, kegiatan edukasi ini berlangsung dua kali.
Tim PkM UPITRA Surakarta ini diketuai Titik Dwiyani, dengan anggota Maria Rosa Kumala Dewi dan Dhian Kristantiningtyas serta dibantu dua mahasiswa, yaitu Efata Angger Gloria dan Carina Citra Dewi yang merupakan mahasiswi Prodi D3 Akuntansi UPITRA.
“Kegiatan pengabdian ini dilakukan dua kali, pada Oktober dan November 2024. Sebanyak 25 peserta yang merupakan perwakilan dari lingkungan-lingkungan di Gereja St Theresia Jombor menjadi peserta,” kata Ketua Tim PkM UPITRA, Titik Dwiyani, dilansir Kamis (12/12/2024).
Program edukasi ini diberikan sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat, karena kebutuhan masyarakat akan pemanfaatan barang bekas seperti botol plastik, bungkus-bungkus plastik yang belum maksimal.
Dipaparkan Titik, masyarakat di sekitar Gereja St Theresia Jombor sebagian besar menyimpan barang bekas tersebut lalu dijual ke pengepul dengan harga jual rendah dan terkadang hanya dibuang begitu saja.
“Beberapa masyarakat bahkan membakar barang bekas tersebut, yang tentunya akan menimbulkan masalah baru, yaitu polusi udara,” tegasnya.
Dengan memanfaatkan barang bekas memang membutuhkan kreativitas, namun jika diolah dan dimanfaatkan dengan baik akan memberikan nilai ekonomis sehingga akan meningkatkan nilai jualnya (value added).
Konsep 3R
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini terdiri dari sosialisasi pemanfaatan barang bekas serta pelatihan pemanfaatan barang bekas dan menerapkan konsep Reuse, Reduce, Recycle (3R). Barang bekas tersebut bisa dibuat menjadi dompet, tempat pensil, tote bag, tas belanja, dan juga tas laundry.
Terkait upaya meningkatkan pendapatan, tim pengabdian juga memberikan sosialisasi mengenai penjualan online melalui e-commerce karena saat ini banyak sekali masyarakat yang berbelanja secara online.
Di sekitar Gereja St Theresia Jombor tidak hanya terdapat limbah plastik tetapi juga banyak kain perca karena di sekitar gereja terdapat beberapa pabrik tekstil, namun belum dimanfaatkan secara maksimal.
Ketua Bidang Pelayanan dari Gereja St Theresia Jombor, Andreas Eko Sriyanto, sangat setuju dengan konsep 3R karena saat ini di Indonesia sudah sangat banyak sekali sampah sehingga perlu kesadaran untuk mengelola sampah.
“Ini adalah upaya mengajak kita semua menjaga lingkungan hidup kita. Salah satunya melalui kegiatan pengelolaan dan pemanfaatan barang rongsok ini,” jelasnya.
Ketua Timja Keutuhan Ciptaan, Lukas Triyanta, menambahkan kegiatan ini selaras dengan ensiklik ‘Laudato Si’ oleh Paus Fransiskus yang membahas mengenai ‘Perawatan Rumah Kita Bersama’.