Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Melalui Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek), pemerintah menggelontorkan dana penelitian senilai Rp 1,28 triliun. Dana tersebut diperuntukkan bagi lebih dari 16.800 proposal yang berasal dari 1.503 perguruan tinggi.
Dirjen Riset dan Pengembangan, Kemendiktisaintek, M Fauzan Adziman, mengatakan dana riset tersebut diharapkan mendorong ekosistem penelitian dengan tema yang lebih fokus dan relevan.
“Jadi, kita akan membangun program prioritas dengan fungsi pemerataan. Kemendiktisaintek telah membuat strategi untuk simplifikasi program penelitian menjadi dua bagian besar, yaitu program riset prioritas dan program riset strategis,” jelas Fauzan pada satu acara di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, seperti yang dilansir Senin (6/10/2025).
Fauzan mengatakan untuk riset prioritas, Kemdiktisaintek berusaha mengoptimalkan pendanaan yang bersumber APBN. Sedangkan untuk program riset strategis, pihaknya menyeleksi riset yang strategis dan berdampak.
Melalui anggaran ini, Kemendiktisaintek berkomitmen menjadikan hasil riset dan inovasi tidak berhenti hanya pada publikasi atau prototype, melainkan bagaimana inovasi tersebut dapat melewati innovation gap atau yang sering disebut sebagai valley of death.
“Kita mencari mana yang berpotensi tinggi. Mencari mana masalah yang harus kita segera selesaikan atau urgent begitu. Inilah esensi dari hilirisasi inovasi, yaitu menjadikan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai solusi yang berdampak sosial, ekonomi sekaligus lingkungan,” terangnya.
Jembatan Riset
Fauzan juga menyampaikan bahwa berbagai program hibah penghiliran inovasi yang diluncurkan pemerintah, seperti Promoting Research and Innovation trought Modern an Efficient Science and Technology Parks Project (Prime STeP), Program Dana Padanan (PDP) hingga Hilirisasi Riset Prioritas telah membuka jalan bagi perguruan tinggi untuk mampu melangkah lebih jauh.
“Program-program ini tentu menjadi peluang strategis untuk memperkuat jembatan antara riset di kampus dengan kebutuhan nyata di lapangan,” ucapnya.
Direktur Pengembangan Usaha (PU) UGM, Sang Kompiang, memaparkan bahwa pada tahun ini, UGM mendapat hibah pengembangan inovasi, Pengelolaan Hibah Dorongan Teknologi TimPakar/ Pengkajian dan Program Dana Padanan yang berasal dari Kemendiktisaintek.
Sementara Hibah Pengembangan Inovasi, Sinergi, Startup Grant, disebut Kompiang, sebagai dukungan dari Asian Development Bank. Selain itu, Science Technopark UGM dan hilirisasi skema sinergi, mendapat dukungan dari Kemendikti Saintek.
“Kedua program besar ini diharapkan mendukung pertumbuhan inovasi startup dan inovasi untuk bersaing secara global,” ungkapnya.
Kompiang juga menjelaskan UGM Science Techno Park (STP) hingga saat ini berperan sebagai penggerak utama ekosistem inovasi di UGM. Melalui fungsi Technology Transfer Office serta program semacam Innovative Academy, UGM STP mengawal hasil riset dari laboratorium hingga siap dimanfaatkan baik dalam bentuk kerjasama lisensi maupun pengembangan startup.