logo

EduBocil

Program Akses Literasi 10 Juta Anak Diluncurkan lewat Aplikasi Sekolah Enuma Berbahasa Indonesia

Program Akses Literasi 10 Juta Anak Diluncurkan lewat Aplikasi Sekolah Enuma Berbahasa Indonesia
Tangkap layar tampilan Aplikasi Sekolah Enuma Berbahasa Indonesia. (istimewa)
Setyono, EduBocil26 Januari, 2022 14:50 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah meluncurkan program Akses Literasi bagi 10 juta Anak lewat aplikasi Sekolah Enuma Berbahasa Indonesia sebagai salah satu pijakan awal peta jalan literasi.

Sebagaimana diketahui, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemenristek) bakal merilis peta jalan literasi bersama dengan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK). 

Peluncuran program 'Akses Literasi Untuk 10 Juta Anak Indonesia' itu berlangsung pada Rabu (26/1/2022). Hadir tiga narasumber utama yaitu Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek M. Abdul Khak.

Dua narasumber lainnya yaitu Ketua Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah Kemendikbud Ristek Sofie Dewayani dan Direktur PT Enuma Edukasi Indonesia Juli Adrian.

"Saat ini gerakan literasi nasional yang dijalankan kementerian maupun lembaga negara masih berjalan sendiri-sendiri. Intinya sama. Dibutuhkan kerjasama untuk membentuk peta jalan bersama ke depan," jelas Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra Kemendikbudristek M. Abdul Khak.

Kehadiran aplikasi Sekolah Enuma Berbahasa Indonesia, menurut Abdul, menjadi energi baru yang akan menambah amunisi kemajuan literasi pendidikan di Indonesia. Kegiatan ini diharapkan menjadi awal untuk semua pihak untuk bekerja sama dalam peta jalan yang sudah disusun.

Bersama dengan Kemenko PMK, saat ini Kemendikbudristek telah menyusun peta jalan literasi yang nantinya akan membuka peluang munculnya kolaborasi dengan berbagai gerakan masyarakat penggiat literasi. "Ibarat duri ikan, kolaborasi yang dijalin nantinya bisa berada di sisi atas bawah tulang utama. Namun tetap menjadi kesatuan dalam Kerjasama, yang jelas kami di Kemendikbudristek bertugas menyiapkan bahan bacaan," jelasnya.

Sementara itu, Sofie Dewayani menilai pembelajaran online adalah keniscayaan yang tidak bisa dihindari.  "Dengan konten yang kompleksitas dan variasi yang lebih kaya. Pembelajaran melalui aplikasi saat ini menjadikan anak-anak lebih terampil berbahasa Inggris dibandingkan Bahasa Indonesia atau bahasa Ibunya," ujarnya.

Maka dari itu, tambahnya, kehadiran peta jalan ke dunia digital tidak bisa dihindari untuk memenuhi kebutuhan belajar di rumah. Di sisi lain, menghadirkan konten yang menarik bagi dari sisi gambar maupun video berbahasa Indonesia menjadi tantangan tersendiri.

"Namun yang perlu dicatat, kehadiran orang tua yang paham literasi digital sangat diperlukan dalam pendampingan anak mengakses pembelajaran digital yang kesannya tidak belajar, tapi bermain dan interaktif. Ini membutuhkan pendampingan literasi dasar untuk bisa belajar," paparnya.

Adapun, Juli Adrian mengatakan kehadiran aplikasi Sekolah Enuma Bahasa Indonesia dalam program akses literasi untuk 10 juta anak Indonesia merupakan kontribusi penting dalam menyediakan bahan bacaan yang mampu menjangkau anak usia awal sekolah untuk meningkatkan literasi. "Kami ingin menyediakan lingkungan yang mampu menyiapkan bahan bacaan bagi anak-anak baik berupa game, poster maupun video. Di Enuma ada aktivitas pembelajaran bahasa Indonesia melalui gambar maupun video," kata Juli.

Untuk bisa menjangkau 10 juta anak, Juli menyatakan pihaknya tidak bisa bekerja sendiri, dibutuhkan kerjasama dan kolaborasi dengan semua pihak, khususnya kawan pendidik. "Aplikasi pembelajaran yang kami hadirkan bisa diakses gratis. Kami akan terus mengembangkan bahan literasi di berbagai mata pelajaran sesuai kebutuhan," lanjutnya.

Read Next