Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menobatkan sepuluh pelajar sebagai Duta Anak 2023.
Para duta yang terpilih ini diharapkan menciptakan atmosfer pergaulan anak yang sehat dan kondusif. Pemilihan dan penobatan 10 Duta Anak 2023 ini dilaksanakan pada Minggu (26/2/2023) di Cavinton Hotel.
Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengatakan melalui ide-ide kreatif anak-anak diharapkan dapat memaksimalkan ruang digital sebagai media komunikasi bersama dan mengajak semua pihak berpola hidup sehat dalam semua kegiatan.
"Banyak hal positif diperoleh, di antaranya anak mampu mengekspresikan pandangan dan pendapat, melatih anak berani tampil membela haknya, serta melatih anak peduli dengan lingkungan," jelas Aman seperti dilansir dalam rilis, Selasa (28/2/2023).
Aman juga menegaskan hal yang terpenting dalam penobatan ini adalah para duta mampu mencegah terjadinya tindak kekerasan pada anak, khususnya di lingkungan sekolah maupun keluarga.
Pihaknya menjelaskan bahwa Pemkot Yogyakarta terus berkomitmen dalam mewujudkan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak serta memenuhi hak-haknya.
"Pemberian fasilitas dan sarana prasarana untuk mewujudkan hak anak dari tahun ke tahun kami tingkatkan, termasuk semakin tingginya partisipasi anak dalam upaya tersebut. Komitmen kami menghadirkan lingkungan yang aman dan nyaman sebagai pemenuhan hak anak tidak pernah surut," katanya.
Kepala DP3AP2KB Kota Yogyakarta Edy Muhammad acara ini bertujuan melatih anak-anak untuk mengenali permasalahan dan menyampaikan aspirasinya demi pemenuhan hak anak di lingkungannya.
"Ini sebagai dorongan agar anak-anak Kota Yogyakarta mampu berpartisipasi dalam proses pembangunan serta meningkatkan kapasitas Forum Anak sebagai pelopor dan pelapor pemenuhan hak anak," katanya.
Komitmen Pemerintah
Edy mengungkapkan kegiatan pemilihan duta ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap pemenuhan lima klaster anak, mengingat duta anak ini merupakan salah satu indikator penilaian kota yang ramah dan layak anak.
Salah satu duta anak Kota Jogja, Bunga Fitri Oktaviani merasa senang menjadi bagian dari gerakan tersebut. Selain pengalaman baru, ia juga bisa meningkatkan kemampuan, keterampilan, dan wawasan.
"Saya bangga bisa berada di tengah-tengah sahabat yang hebat. Mudah-mudahan melalui Duta Anak Kota Jogja kami bisa lebih berkiprah dan lebih produktif dalam berkegiatan melalui Forum Anak Kota Jogja," katanya.
Sementara dalam penelitiannya mengenai Pemberdayaan Berbasis Partisipasi Masyarakat Melalui Program 'Kampung Ramah Anak' di Badran RW 11 Kota Yogyakarta, dosen Prodi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisipol) Universitas Widya Mataram (UWM) Yogyakarta Fahmi Rafika Perdana menilai berbakai kebijakan terkait anak mendapatkan haknya disinyalir baru sampai pada tataran atas.
"Program-program KRA yang ada disinyalir baru sampai pada tataran atas, yaitu kader-kader yang menjalankan program dan belum sampai pada tataran masyarakat bawah atau grassroots sehingga belum merata dan tepat sasaran. Hal ini karena kurang ada pengakuan warga lokal secara menyeluruh," jelas Fahmi dilansir dari laman UWMY.
Komitmen pemerintah anak akan terus difasilitasi untuk mendapatkan kesehatan dan kesejahteraan, hak kebebasan, hak memperoleh pendidikan, pemanfaatan waktu luang, dan kegiatan seni budaya, sedangkan hak lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif yang menitikberatkan pada upaya peningkatan kesadaran anak mengenai usia perkawinan dan kesehatan reproduksi.