Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA – Para siswa SMA di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yigyakarta, dikhawatirkan mulai terpapar paham radikal.
Temuan ini disampaikan BEM Nusantara DIY saat menyampaikan aspirasinya di kawasan Tugu Yogyakarta, Kamis (2/2/2023) siang.
"Hal ini berdasarkan kajian pada 2021. Kajian dua tahun lalu itu kami ambil dari pemetaan pada berbagai program pengenalan sekolah yang dibawakan oleh para alumni. Hasilnya 60 persen SMA di Sleman terpapar radikalisme," kata Koordinator Daerah BEM Nusantara DIY Muhammad Nur Fadilah.
Para alumni senior ini, tambahnya, secara diam-diam menyebarluaskan aliran radikal kepada para siswa baru. Kondisi ini pun membuat BEM Nusantara DIY miris dan prihatin.
Pasalnya, sebagai sebuah institusi tempat anak-anak menuntut ilmu dan pendidikan luas, sekolah malah menjadi wadah empuk penyebaran aliran radikalisme. Sehingga ujung-ujungnya memunculkan aksi terorisme dan intoleransi.
"Ada yang salah. Bagaimana paham-paham berbahaya ini bisa lolos masuk ke dunia pendidikan. Seharusnya dunia pendidikan menjadi tempat aman mencerdaskan anak bangsa. Tapi malah jadi sasaran empuk bagi paham radikalisme," ucapnya.
Karenanya BEM Nusantara DIY meminta pemda, polisi dan aparat penegak hukum menyikapi persoalan tersebut dengan serius. itu.
Tak hanya itu, keterlibatan pengelola sekolah, orang tua, murid aktif maupun alumni harus dilakukan menyeluruh agar paham ini tidak masuk lebih cepat dan berujung memecah belah.
"Anak muda dan remaja memang yang paling rentan terhadap fenomena radikalisme. Ini sangat mengganggu kestabilan nasional terlebih lagi menjelang tahun politik kita tidak mau terpecah dengan paham radikal," katanya.
Melalui aksinya. BEM Nusantara menyampaikan tujuh pernyataan sikap terhadap fenomena radikalisme di DIY.
Salah satunya mereka mengecam maraknya aksi kejahatan dan segala bentuk aksi radikalisme, terorisme dan intoleransi yang sudah sangat meresahkan warga, mengganggu stabilitas kamtibmas dan keutuhan NKRI.