Bagikan:
Bagikan:
Eduwara.com, JOGJA - Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Janabadra (UJB) Yogyakarta, Agus Mulyono, mendorong Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta segera membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) untuk mengatasi menjawab persoalan sampah.
Dalam rilis Kamis (27/2/2025), Agus Mulyono meyakini kehadiran PLTSa di Kota Yogyakarta maupun Kabupaten/Kota yang lain akan memberi dampak nyata pada penanganan sampah.
“Berbagai permasalahan masyarakat terjadi akibat sampah, di antaranya penolakan warga yang area wilayahnya dijadikan Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Selain itu, sampah menghasilkan aroma kurang sedap yang mengganggu masyarakat sekitarnya,” jelasnya.
Dengan produksi sampah di Kota Yogyakarta mencapai 300 ton lebih perhari, menurut Agus, kondisi tersebut sudah memenuhi syarat dasar beroperasinya PLTSa. Jika nanti Kota Yogyakarta bisa mengoperasikan PLTSa, maka daerah lain akan mengirimkan sampahnya sebagai bahan bakar.
Agus mengatakan pemerintah telah menambah proyek PLTSa dari delapan kota menjadi 12 kota yaitu DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bekasi, Bandung, Semarang, Surakarta, Surabaya, Makassar, Denpasar, Palembang, dan Manado.
“Kota Yogyakarta sangat dikenal sebagai Kota Wisata, sehingga masalah sampah mutlak harus diselesaikan. Kami siap berkolaborasi mendukung mewujudkan PLTSa tersebut,” terangnya.
Award
Universitas Gadjah Mada (UGM) juga menunjukkan komitmennya dalam perbaikan tata kelola sampah secara mandiri dalam rangka ikut menanggulangi persoalan sampah di tanah air. Setiap hari, sebanyak 6-7 kubik sampah yang sudah terpilah dikumpulkan dari kawasan kampus, dan selanjutnya diolah secara mandiri di Pusat Inovasi Agroteknologi (PIAT) UGM, di Desa Berbah, Kalitirto, Sleman.
Rektor UGM, Ova Emilia, mengatakan permasalahan sampah bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif dari komunitas akademik. Tentunya harus ada gerakan-gerakan nyata, tapi ternyata sangat tidak mudah ya untuk mengubah perilaku.
“Saya mengusulkan, memang perlu ada semacam gimmick, mungkin seperti award untuk kantin, atau apapun itu yang dilakukan oleh Satgas Sampah untuk mendorong peran UGM dalam menyelamatkan bumi,” ujar Ova.
Terkait pengelolaan sampah ini, Rabu (26/2/2025), Pemkot Yogyakarta pada Rabu (26/2/2025) meluncurkan program 'Gerakan Bersih Sekolah' yang bakal menyasar 531 unit sekolah semua tingkatan. Peluncuran program ini diawali dengan kegiatan kerja bakti massal di SMPN 5 Kota Yogyakarta.
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, menjelaskan program 'Gerakan Bersih Sekolah' sebagai upaya mendukung pengelolaan sampah serta menjadikan pelajar sebagai agen perubahan untuk menggerakkan masyarakat mengelola sampah secara mandiri.
“Ini langkah konkret Pemkot Yogyakarta untuk serius menangani sampah. Kita akan menggerakkan sekolah-sekolah, mulai tingkat PAUD, TK, SD dan SMP. Kita juga bekerja sama dengan Pemda DIY, dalam hal ini untuk melibatkan SMA/SMK ikut dalam gerakan sekolah bersih,” jelas Wawan.
Gerakan Sekolah bersih itu dilaksanakan di sekolah sampai di lingkungan 200 meter di sekitar sekolah. Gerakan ini akan membidik 230 TK, 165 SD, 66 SMP/MTS di Kota Yogyakarta dan sekitar 70 SMA/SMK/MA yang dibidik untuk ikut terlibat.