logo

Kampus

Sukses di Bantul, UMY Kembangkan Desa Wisata Sleman

Sukses di Bantul, UMY Kembangkan Desa Wisata Sleman
Melalui pelatihan pada anggota Pokdarwis Desa Banyurejo, UMY kembali ditantang mengembangkan ekonomi masyarakat pedesaan lewat bidang pariwisata. (Eduwara/Setyono )
Setyono, Kampus10 November, 2022 15:20 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dinilai berhasil mengembangkan desa wisata Potorono, Kecamatan Banguntapan, Bantul. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) kembali ditantang mengembangkan desa wisata lainnya di Sleman.

Melalui tim Matching Fund UMY yang dipimpin Sakir Ridho Wijaya, mereka akan fokus mengembangkan desa wisata yang terintegrasi dengan baik di Desa Banyurejo, Kecamatan Tempel, Sleman.

"Di tahap-tahap awal ini kita akan memfokuskan pada pelatihan dan peningkatan kapasitas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis). Merekalah inilah yang nantinya menjadi landasan bagi desa wisata yang kreatif melalui pengembangan sumber dayanya," kata Sakir, Kamis (10/11/2022).

Berlangsung selama sehari, pelatihan bertujuan memperkuat tata kelola kelembagaan Pokdarwis ini merupakan salah satu program dari tim Matching Fund UMY dalam membentuk Creative Tourism Village yang terintegrasi.

Matching Fund sendiri merupakan sebuah program dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) sebagai bentuk dukungan dalam membentuk kolaborasi antara lembaga perguruan tinggi dengan pihak industri.

UMY pada tahun ini menjadi salah satu perguruan tinggi yang berhasil mendapatkan bantuan pendanaan melalui program pengintegrasian potensi wisata di desa.

"Pelatihan ini merupakan tindak lanjut dari program sebelumnya yang sudah didiskusikan setelah pembentukan Pokdarwis bernama Pokdarwis Banyuaji," terang Sakir yang merupakan dosen Ilmu Pemerintahan UMY.

Kedepannya, desa Banyurejo ini diharapkan mampu memiliki wisata desa yang mampu kesejahteraan masyarakat.

Dalam pelatihan ini pemateri dari Bumdes.id, Rudy Suryanto berjanji akan membantu melalui platformnya  yang memiliki fokus untuk membantu mengelola badan usaha milik desa.

"Penguatan kapasitas Pokdarwis dalam membangun desa wisata kreatif haruslah berfokus bagaimana memasarkan suatu produk atau jasa. Ini bukan masalah produk, tapi bagaimana cara kita menjual produk," jelas Rudy.

Dirinya lantas mencontohkan bagaimana skema itu bisa dimulai dari proses produksi, misalkan produk yang dijual adalah hasil olahan pertanian, maka tentukan siapa yang menanam, siapa yang mengemas dan siapa yang menjual produknya.

Pemateri lainnya yaitu materi Koordinator Bidang Pemasaran Pokdarwis Nglanggeran Heru Purwanto dan dosen Teknik Sipil UMY Nursetiawan.

Read Next