logo

Kampus

UII Yogyakarta Dapat Hibah Ribuan Buku Salim Said

UII Yogyakarta Dapat Hibah Ribuan Buku Salim Said
Intelektual Indonesia Salim Haji Said menyerahkan koleksi buku khususnya kepada Rektor Fathul Wahid usai pembukaan 'Salim Said Corner' di perpustakaan UII Yogyakarta, Kamis (10/11/2022). Ribuan buku koleksi Salim akan dihibahkan ke UII. (Eduwara/Setyono)
Setyono, Kampus10 November, 2022 14:53 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Perpustakaan Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta mendapatkan hibah ribuan buku-buku milik intelektual Indonesia Salim Said. Di 'Salim Said Corner' yang terletak di lantai satu perpustakaan UII, terdapat koleksi 4.100 lebih buku milik Salim.

Dihadiri langsung oleh Salim Said, Rektor UII Fathul Wahid menceritakan awal mula proyek hibah buku ini berawal pada 2020. Saat itu salah satu anggota senat mendapatkan informasi bahwa Salim akan menghibahkan bukunya.

"Desember 2020, saya bertemu dengan beliau di rumahnya dan terjadi pembicaraan yang intinya UII bersedia menandatangani kontrak untuk menerima serta merawat buku-buku miliknya," katanya saat pembukaan peluncuran Said Salim Corner, Kamis (10/11/2022).

Lantas pada Februari 2021, sebanyak 500 eksemplar buku yang sudah disiapkan Salim dikirimkan ke UII untuk dilakukan pendaftaran di koleksi perpustakaan. Proses ini terus berlanjut hingga mencapai 4.100 eksemplar buku.

Dalam kontraknya, Fathul menyebutkan Salim akan menghibahkan 10.000 lebih koleksinya ke UII. Bahkan beberapa koleksi buku yang masih dimanfaatkan oleh beliau nantinya akan dihibahkan setelah Salim meninggal.

"Kami berbangga dan menjadi berkah karena dipercaya Prof Salim Said untuk merawat serta menyebarkan koleksinya yang luar biasa. Semua buku milik beliau mewakili masa ke masa serta menjadi perhatiannya. Terkait film, perang, dan militer. Sekarang beliau tengah menggeluti tema peradaban," jelas Fathul.

Fathul juga menyatakan UII Yogyakarta siap menerima hibah koleksi buku luar biasa dari para intelektual lainnya. Dengan menjadikan lembaga pendidikan maupun lembaga riset sebagai tempat penyimpanan buku-buku koleksi pribadi, maka khasanah keilmuan akan tetap terawat.

"Dampaknya akan sangat luar biasa bagi edukasi anak bangsa. UII siap menampung buku-buku dari bapak ibu yang lain," jelas Fathul.

Bercucuran air mata, Salim menghaturkan terima kasih dan terharu karena buku-bukunya yang dikumpulkan sejak mahasiswa akan terawat dengan baik. Dirinya memang sengaja meminta rektor menyediakan ruang luas untuk guna menampung ribuan koleksinya.

"Ini bertepatan dengan ulang tahun saya ke 79. Tapi bukan ini yang ingin kita rayakan. Saya bahagia karena koleksi buku-buku saya ada yang merawatnya dan tidak jatuh ke pasar loak ketika nanti meninggal," katanya pelan.

Dirinya juga mengucapkan terima kasih kepada UII karena telah membebaskan istrinya, Herawati, dari urusan mengurusi buku. Dimana sejak menikah, urusan mengatur koleksi, membersihkan buku dan menjaganya agar tidak dimakan rayap menjadi tugasnya.

"Saya memilih lembaga pendidikan sebagai perawat buku-buku dibandingkan dengan perpustakaan pribadi. Karena adanya keberlangsungan perawatan buku-buku. UII dan saya menyepakati, buku-buku ini tetap dirawat meski rektor nanti berganti," katanya.

Salim mengatakan puluhan tahun dirinya berburu buku yang rata-rata tidak diterbitkan di Indonesia seperti pembahasan film. Sebagai redaktur luar negeri dan film majalah Tempo, Salim yang sering bepergian ke luar negeri tidak pernah absen membeli buku.

Read Next