logo

Kampus

Tanda Registrasi Keamanan Siber UGM, Pertama Bagi PTN Indonesia

Tanda Registrasi Keamanan Siber UGM, Pertama Bagi PTN Indonesia
Tanda Registrasi Keamanan Siber UGM, Pertama Bagi PTN Indonesia (UGM)
Setyono, Kampus23 Juni, 2023 18:06 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Badan Siber dan Sandi Negara resmi menjadikan Universitas Gadjah Mada (UGM) sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) pertama di Indonesia yang menerima tanda registrasi tim Insiden Keamanan Siber (Computer Security Incident Response Team/CSIRT).

Direktur Direktorat Sistem dan Sumber Daya Manusia (DSSDI) Ridi Ferdiana, Jumat (23/6/2023) menyatakan pemberian tanda registrasi tersebut sebagai bentuk dukungan dan apresiasi dari pemerintah atas komitmen UGM untuk terlibat dalam melakukan perbaikan dan pengembangan sistem keamanan siber di lingkungan kampus.

"UGM menjadi PTN pertama di Indonesia yang memperoleh tanda registrasi CSIRT ini. Surat tanda registrasi CSIRT ini juga berarti menunjukkan UGM terus berkomitmen terlibat melakukan perbaikan dan pengembangan sistem keamanan siber," kata Ridi.

Proses mendapatkan tanda registrasi, UGM memerlukan waktu setahun guna memastikan keamanan siber di lingkungan UGM dinilai BSSN layak untuk mendapat tanda registrasi.

Surat tanda registrasi CSIRT ini menurut Ridi mengharuskan UGM untuk selalu melindungi jaringan sibernya dan mencegah dari upaya peretasan. Tidak hanya cukup sampai di situ, tim insiden keamanan siber UGM diharapkan juga mampu penerapan praktik terbaik yang direkomendasikan oleh BSSN untuk melindungi jaringan, komputer, dan sistem informasi di lingkungan UGM.

"Penerapan tersebut akan mengurangi risiko terhadap berbagai ancaman keamanan siber. Memang tidak seratus persen mencegah terjadinya peretasan, tetapi dengan praktik yang benar maka akan mengurangi risiko peretasan," imbuhnya.

DSSDI UGM, kata Ridi, saat ini tengah melakukan upaya sinergi untuk menerapkan penerapan data privasi di lingkungan UGM. Sebab sebagai PTN pertama yang memperoleh tanda registrasi maka UGM akan menjadi role model dan berkontribusi bersama untuk keamanan siber dan kenyamanan perlindungan data privasi.

"Institusi termasuk UGM mulai lebih peka terhadap aturan, norma, dan kebijakan data. Sebagian besar pencurian data privasi terjadi dikarenakan kerentanan sistem yang tidak ter-update atau pribadi yang lalai dalam mengamankan data pribadi dan komputernya," ujarnya.

Tags:kampus

Read Next