logo

EduBocil

Tips untuk Anak Sebelum Jalani Vaksinasi Covid-19

Tips untuk Anak Sebelum Jalani Vaksinasi Covid-19
Dosen Psikologi Universitas Brawijaya, Ari Pratiwi (Dok Pribadi )
Fathul Muin, EduBocil15 Desember, 2021 22:46 WIB

Eduwara.com, MALANG—Supaya vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun bisa berjalan lancar, setidaknya ada lima tips yang bisa diterapkan orang tua maupun tenaga kesehatan pada anak yang akan menjalani vaksinasi.

Dosen Psikologi Universitas Brawijaya (UB) Malang, Ari Pratiwi, mengatakan vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6-11 tahun sudah mulai dilakukan sejak Selasa (14/12/2021). Orang tua perlu mempersiapkan semua kebutuhan anak sebelum divaksinasi.

"Vaksinasi Covid-19 pada anak usia 6-11 tahun, sebaiknya dibahasakan dengan imunisasi," katanya, Rabu (15/12/2021).

Pertimbangannya, kata dia, anak-anak ini masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Dengan menyebut imunisasi, sama seperti pengalaman mereka mendapatkan beberapa imunisasi.

"Mereka sudah cukup tahu tentang hal ini," ucapnya.

Dengan memberikan pemahaman sama seperti imunisasi yang lain, kata dia,kondisi anak tidak akan terlalu resah sebelum menjalani vaksinasi Covid-19.

Pada anak usia 6-11 tahun, peran orang tua masih besar. Snak akan lebih mudah diberitahu oleh orang tua yang sebelumnya sudah menjalani vaksinasi.

"Di usia ini, anak paling mudah meniru. Jadi kalau orang tua sudah vaksin dan tidak ada gejala KIPI anak tak akan takut," ungkap alumni Universitas Indonesia ini.

Dengan role model dari orang tua yang sudah menjalani vaksin, Ari Pratiwi yakin anak akan menjalani dengan senang hati proses vaksinasi.

Kondisi akan berbeda jika orang tua belum vaksin karena kondisi tertentu yang menyebabkan tak bisa melakukan vaksinasi. Jika ada kondisi ini, maka dia mengusulkan agar orang tua mengenalkan anak tentang virus corona.

"Seandainya tidak tahu Corona seperti apa. kenalkan dengan buku edukasi tentang Corona. Jelaskan vaksin itu apa. Vaksin mampu mencegah penyakit sehingga harus disuntik. Berikan hal-hal baik tentang vaksin," katanya.

Menceritakan proses vaksinasi kepada anak melalui dongeng juga bisa dilakukan. 

"Usia SD yang kecil seperti kelas 1, 2 atau 3 bisa melalui dongeng atau film kartun. Bisa ceritakan misal kita mau masukkan tentara ini dalam jarum suntik yang nantinya bisa melindungi tubuh," ucapnya.

Tidak Stres

Tips lainnya, buat anak tidak stres. Sebelum anak melakukan vaksinasi, kondisi anak dipastikan nyaman. Ari Pratiwi menyebut jika proses vaksinasi dijalankan bersama teman-teman sekolah maka kondisinya akan lebih mudah.

"Harus tetap ciptakan suasana yang nyaman. Apalagi kalau vaksinnya ramai-ramai sama temannya. Saat imunisasi mereka juga bersama sama, antri bersama. Ini akan meredakan stress," tutur dosen yang juga konselor di layanan Konseling Mahasiswa UB ini.

Namun yang paling penting, menurut Ari, adalah pesan dari orang tua sebelum anak menjalani vaksin. Berikan pesan-pesan seperti pemberani sebelum mereka menjalani vaksin. Saat pulang beri anak reward karena sudah menjalani vaksin.

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), kata dia, harus diantisipasi sejak awal oleh orang tua. Anak perlu dikurangi tingkat kecemasan, salah satunya mengurangi informasi tentang KIPI yang menyebabkan meninggal.

Juga penting meyakinkan anak agar tetap mau menjalani vaksin dosis kedua. 

"Kalau untuk usia 6-11 tahun kita belum tahu akan menjalani berapa dosis. Kalau anak saya kemarin usia 13 tahun, vaksin pertama aman vaksin kedua merasa ngilu dan demam. Misal usia 6-11 tahun ini juga dua dosis maka harus dijaga jangan sampai trauma untuk vaksin kedua," jelasnya.

Langkah lainnya, menjaga psikologis mereka. “Misal bisa bilang tentaranya lagi perang jadi tidak apa apa sakit sedikit tapi selanjutnya akan lebih terjaga badannya. Berikan sugesti positif," imbuh Ari.

Orang tua juga perlu menyiapkan obat seperti Paracetamol. Memberikan pemahaman jika misal badan hangat juga tidak apa apa.

"Orang tua juga kalau sudah tahu tanggal berapa anak akan vaksin harus jaga kondisi fisik anak. Jaga moodnya saat hari H," pungkas Ari Pratiwi, dosen Psikologi UB. 

Read Next