logo

Sekolah Kita

Realisasikan Kantin Sehat, SDN 2 Kasihan Bantul Wakili DIY di Lomba PJAS Tingkat Nasional

Realisasikan Kantin Sehat, SDN 2 Kasihan Bantul Wakili DIY di Lomba PJAS Tingkat Nasional
Beberapa siswa SDN 2 Kasihan tengah antri di kantin sehat ‘Tamba Kangen’, Kamis (4/1/2024). Dikembangkan sejak 2021, keberadaan kantin sehat ini akhirnya mengantarkan SDN 2 Kasihan mewakili DIY dalam Lomba PJAS Tingkat Nasional Tahun 2024. (EDUWARA/K. Setyono)
Setyono, Sekolah Kita04 Januari, 2024 16:30 WIB

Eduwara.com, JOGJA – SDN 2 Kasihan, Bantul, menjadi yang terbaik se-Daerah Istimewa Yogyakarta dalam program Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS) yang diselenggarakan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Tahun 2023. Keberhasilan menghadirkan kantin sehat bagi siswa, mengantarkan SDN 2 Kasihan melaju ke tingkat nasional.

Dikembangkan sejak 2021, kantin sehat ‘Tamba Kangen’ dikembangkan para guru SDN 2 Kasihan guna menghadirkan panganan dan jajanan sehat bergizi untuk para siswa, yang aman dari bahan berbahaya, pewarna, perasa tambahan yang berlebihan dan mengurangi plastik.

“Langkah pertama memulai kantin sehat dengan revitalisasi kantin sekolah yang dulu hanya berukuran 3 x 3 meter. Kami perluas tempatnya dengan menyediakan tempat duduk dan meja yang nyaman bagi siswa yang mengonsumsi makanan,” kata Kepala Sekolah SDN 2 Kasihan, Harsiana Wardani, Kamis (4/1/2024).

Dari sisi panganan dan jajanan, sekolah juga mengajak pengelola kantin untuk berkonsultasi dengan BPOM dan petugas Puskesmas mengenai apa itu makanan sehat yang ideal disajikan untuk para siswa.

Saat ini, selain jajanan tradisional dan buah-buahan, saat istirahat para siswa bisa mendapatkan makanan berat bergizi, seperti soto, nasi kuning dan bakso. Sejak beroperasi pada 2022, kantin sehat ‘Tamba Kangen’ menjadi badan usaha milik sekolah yang mampu menyokong berbagai kegiatan lain.

“Kami tidak ingin program ini berjalan di tempat dengan regenerasi kader keamanan sekolah yang terdiri dari siswa sendiri. Mereka bertugas untuk memberi pemahaman kepada rekan-rekannya mengenai panganan dan jajanan sehat itu seperti apa,” jelasnya.

Bimtek Keamanan Pangan

Sukses menjadi yang terbaik dari 23 sekolah yang didampingi BPOM di program PJAS, mulai sekolah dasar (SD) sampai menengah atas (SMA/SMK) di DIY, SDN 2 Kasihan mencoba mereplikasikan dengan mengajak sekolah-sekolah di Kecamatan Kasihan untuk melakukan program yang sama.

Menurut Harsiana, langkah kecil namun berani yang ditempuh pihak sekolah adalah melarang penjaja makanan dari luar mangkal di depan sekolah saat jam sekolah. Langkah ini ternyata memberi pengaruh besar pada siswa.

Agar keberlanjutan kantin sekolah sehat semakin menyebar, SDN Kasihan kemudian mengadakan Bimtek Keamanan Pangan di sekolah yang dihadiri Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.

Saat memberi sambutan, Halim mengatakan program kantin sehat ini merupakan satu bagian dari program Bantul menjadi Kabupaten Layak Anak. Keberadaan makanan sehat dan bergizi di sekolah sebagai pendukung pertumbuhan dan perkembangan anak-anak dari awal secara optimal.

“Kita tidak ingin pembangunan infrastruktur fisik tidak dibarengi dengan perkembangan kesehatan dan daya intelektual anak-anak di masa depan. Mengonsumsi makanan sehat, aman dan higienis menjadikan mereka tidak gampang sakit sehingga aktivitasnya tidak terganggu,” ungkap Halim.

Melihat pentingnya keberadaan kantin sehat di sekolah, Halim menegaskan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Bantul, akan mendorong terus dilakukan replikasi atas apa yang dicapai SDN 2 Kasihan. Sehingga, penyelenggara pendidikan tidak melupakan asupan makan di tengah menggembleng berbagai macam ilmu pengetahuan.

“Mereka, anak-anak ini merupakan investasi berharga kita di masa depan,” jelasnya.

Kepala BPOM DIY, Bagus Heri Purnomo, menerangkan sebenarnya program PJAS sudah dimulai sejak 2011. SDN 2 Kasihan dinilai terbaik karena menunjukkan komitmen yang didukung para orang tua untuk menghadirkan panganan dan jajanan aman.

“Tidak hanya praktik saja, SDN 2 Kasihan ini berhasil melakukan inovasi dengan menghadirkan panganan dan jajanan yang sehat, aman dan bebas bahan pengawet. Selama pendampingan kami tidak menentukan jenis makanan apa yang ingin disajikan,” katanya.

Read Next