
Bagikan:

Bagikan:
SETIAP 25 November, bangsa ini seakan diajak untuk berhenti sejenak dan kembali mengingat siapa sesungguhnya penyambung asa dalam perjalanan hidup kita. Hari Guru Nasional bukan hanya perayaan seremonial, bukan pula sekadar momentum di kalender pendidikan—melainkan undangan untuk merayakan hati nurani bangsa: para guru.
Merekalah cahaya pertama yang memberi arti pada huruf-huruf yang kita kenal, pada angka-angka yang kita hitung, dan pada impian yang berani kita dambakan. Di tangan para guru, masa depan bangsa mulai digambar dengan penuh harapan.
Di kelas sederhana, di pelosok negeri, hingga sekolah-sekolah perkotaan, guru selalu hadir sebagai pribadi yang melampaui perannya. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi membangunkan kesadaran tentang siapa kita dan ke mana kita harus melangkah.
Mereka adalah ‘Penuntun Nilai dan Karakter’, yang mengajarkan bahwa menjadi hebat tidak hanya soal tinggi angka, tetapi tinggi moral.
Mereka adalah ‘Pembuka Jendela Dunia’, yang menumbuhkan rasa ingin tahu, membuat kita percaya bahwa dunia luas menunggu untuk dijelajahi.
Mereka adalah ‘Sandaran Harapan’, yang hadir sebagai jangkar, terutama bagi anak-anak yang bertarung dengan keterbatasan. Ketika dunia terasa tak adil, guru tetap ada—menjadi alasan untuk tetap semangat belajar.
Namun, di balik senyuman dan ketulusan itu, tak jarang tersimpan cerita pengorbanan. Ada guru honorer yang mengabdi puluhan tahun tanpa kepastian. Ada guru di daerah terpencil yang harus menyeberangi sungai demi satu ruang kelas. Ada guru yang terus belajar teknologi agar tak tertinggal zaman.
Maka Hari Guru Nasional adalah seruan yang lantang kepada kita semua bahwa pendidikan tidak akan pernah maju tanpa keberpihakan kepada para pendidik.
Karena pendidikan adalah kerja bersama untuk masa depan bersama.
Hari ini… mari kita luangkan sejenak untuk mengucapkan terima kasih kepada guru-guru yang pernah menyalakan lilin pengetahuan dalam hidup kita—yang tegurannya mendewasakan, yang pujiannya meneguhkan, dan yang doa-doanya selalu menyertai.
Sebab sejatinya, bangsa yang hebat tumbuh dari guru yang dimuliakan.
Terima kasih untuk seluruh guru Indonesia.
Kalian adalah cahaya yang tidak pernah padam.
Selamat Hari Guru Nasional 2025
(Euis Agung Sari, Kepala TK Bumi Patra II Cempaka Putih — Jakarta Pusat)