logo

Kampus

Rektor Ova Bakal Bawa Pendidikan Transdisiplin di UGM

Rektor Ova Bakal Bawa Pendidikan Transdisiplin di UGM
Rektor UGM periode 2022-2027 Ova Emilia (EDUWARA/Setyono)
Setyono, Kampus20 Mei, 2022 22:27 WIB

Eduwara.com, JOGJA – Dalam paparannya sebelum pemungutan suara, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta periode 2022-2027 Ova Emilia berjanji memperkuat pendidikan transdisiplin yang mendorong kewirausahaan sosial.

"Pendidikan transdisiplin akan terus kita perkuat antara 360 program studi yang dimiliki UGM. Penguatan kerja sama ini tentunya akan menghasilkan penelitian, yang nantinya kita dorong untuk dihilirisasikan pada industri," kata Ova Emilia, Jumat (20/5/2022).

Penelitian-penelitian ini nantinya akan mendorong kewirausahaan sosial, kemandirian dan keberagaman. Sehingga semakin memperkuat pengabdian yang komprehensif dan berkesinambungan untuk penyelesaian permasalahan internal maupun kebangsaan.

"Di paparan kampus, keberhasilan program ini tentunya tidak terlepas dari keterlibatan atau melibatkan sivitas akademika dan alumni. Sinergi ini akan semakin memperkuat atmosfer kampus yang sehat, ramah lingkungan, berbudaya dan bertanggung jawab secara sosial," jelasnya.

Dalam program 100 hari kerja pertama, Ova berjanji mendengar berbagai problem-problem di unit kerja UGM. Ia akan memimpin kampus sebagai mitra kerja pemerintah yang kritis.

"Kemudian tahun ini kita akan membuat rencana strategis sehingga mungkin fokusnya adalah ke situ," imbuh Ova.

Ova Emilia adalah perempuan Rektor UGM setelah Dwikorita (2014-2017). Ova kelahiran Yogyakarta 19 Februari 1964, menamatkan pendidikan sarjana di UGM pada 1987, dan kemudian melanjutkan studi S2 di University of Dundee, Skotlandia, pada 1990.

Ia menjalani pendidikan dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi di UGM pada tahun 1996–2000, kemudian S3 Clinical Teaching di University of New South Wales Wales dan Pendidikan Dokter Subspesialis di UGM pada 2009.

Selain menjadi Dekan, Ova juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Negeri Indonesia sejak tahun 2018. Penghargaan yang pernah ia terima di antaranya First Prize for Young Gynecologist Award tahun 1998 dan SIDA Award tahun 2006.

Ia memiliki berbagai pengalaman menulis buku dan jurnal internasional, serta pengalaman membangun inovasi, advokasi, dan kebijakan.

Pada 2012–2020 misalnya, ia membentuk kurikulum bagi dokter untuk pelayanan KB yang menjadi model pelatihan dan diangkat secara nasional serta diterapkan di Fakultas Kedokteran di Indonesia.

Read Next